VOICEIndonesia.co,Jakarta – Reza Zakarya merupakan penyanyi dangdut D`Academy, sebelum sukses sebagai pedangdut, ia pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Riyadh.
Tidak mudah untuk pedangdut kembali ke Riyadh, Arab Saudi dengan kenangan pahit yang pernah menimpanya dulu. Reza mau tak mau melawan trauma yang dialami saat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).
14 November 2023 Reza Zakarya manggung di kota yang menyisakan kenangan pilu untuknya. Reza masih ingat betul bagaimana dirinya dulu menyebutnya menjadi korban human trafficking sebagai TKI.
Baca Juga : SBMI Membedah Film “Before You Eat” Dalam Rangkaian Konferensi Nasional Buruh Migran
“Baru kemarin Eza balik lagi ke sana, show di sana. Balik ke Riyadh dalam perasaan takut dan melawan trauma,” kata Reza (6/12/2023).
Selama menjadi TKI di sana, Reza Zakarya mengaku jadi korban penyekapan. Saat itu dia berada di salah satu desa yang letaknya sekitar 1.000 kilometer dari pusat kota Riyadh.
“Jadi disekap, niat kerja ke sana, tapi disekap. Reza di sana dijadikan bisa dibilang human trafficking. Itu seperti ada pekerja paspor dan data Eza dihilangkan, jadi Eza nggak akan bisa balik ke Indonesia,” kenangnya.
Padahal saat itu, Reza Zakarya berangkat ke Riyadh dengan status pendidikan lulusan D3 Bisnis. Ia dijanjikan kerja kantoran yang didapatkan justru sangat jauh dari ekspektasi.
“Posisi kerja yang dijanjikan kantoran, front office. Eza D3 jurusan bisnis, dijanjikan untuk sebuah perusahaan,” ungkapnya.
“(Nyatanya) jobdesk di laundry kecil. Mereka di sana kan bajunya putih-putih itu, mereka harus menjaga kualitas warna putih itu dengan pakai carian. Kalau dicelupin tangan Eza sampai rusak,” ujar Reza Zakarya.
Saat itu Reza Zakarya masih berusaha menahan. Akan tetapi, sekitar 10 hari bekerja Reza tak tahan dan langsung menghubungi keluarga di Indonesia soal kondisinya.
Baca Juga : Menaker Minta Dukungan SBMI, Siapkan CPMI Tersertifikasi
Reza Zakarya juga mengatakan saat itu dirinya bisa kembali ke Indonesia asal keluarganya bisa menebusnya. Pedangdut jebolan ajang pencarian bakat itu sampai pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya di sana.
“Bisa pulang Ditebus. Eza sudah bilang ke Mama, kalau memang Eza nggak bisa pulang doain Eza. Eza milih mati di sini. Eza pernah kabur, sudah sampai mau nabrakin diri ke mobil. Kalau Mama nggak bilang, ‘Sabar ya Nak Mama akan berusaha’. Ditebus Rp 21 juta saat itu untuk keluarga dan saya uang segitu sangat besar, pada 2012,” katanya.
Selama di sana, Reza Zakarya pernah kesulitan mendapatkan nasi. Pernah dengan memegang uang 49 riyal, Reza Zakarya mengemis ke sebuah tempat makan untuk mendapatkan nasi.
“Dulu aku tinggal bareng tikus, Eza nggak makan, nggak nyentuh nasi. Saat itu hanya punya 49 rial, saya bilang mau beli nasi orangnya lihat saya. (Penjual nasi bilang) It’s okay kamu ambil uang kamu, setiap jam 7 malam kamu datang ke sini akan saya kasih nasi. Setiap malam Eza datang untuk dapat nasi. Eza bagi dua nasi itu untuk malam dan siang. Kalau bau Eza nangis nggak makan.” ujarnya (*)