Voiceindonesia.co – Niat ingin merubah nasib ke Luar Negeri,Syaiful Fadli (37 Th) asal Bondowoso di tipu hingga Puluhan Juta.
Syaiful Fadli yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) di Desa Mangli Wetan, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bodowoso mengatakan bahwa dirinya dikenalkan oleh tiga orang bernama Nasrul, Mitro dan Nasir dari teman satu desanya.
Saat dihubungi VoiceIndonesia.co, Senin, 11 September 2023, Syaiful mengaku ia ditawarkan tiga negara yaitu Inggris, Amerika Serikat dan Belanda.
“Kalau ke Inggris itu mintanya Rp90 juta kalau Amerika Rp135 jutaan,” kata Syaiful.
Namun, mantan Sekdes Desa Mangli Wetan tersebut tidak mengetahui apakah orang yang menawarkan pekerjaan di luar negeri itu legal atau ilegal.
“Saya kurang tau legal atau ilegalnya,” pungkas Syaiful.
Syaiful menceritakan bahwa awalnya ia memberikan uang sebesar Rp10 juta pada Nasrul, lalu menyusul uang tunai Rp60 juta kepada Mitro,Lalu memberikan sisanya Rp20 juta pada Nasir melalui transfer.
Akan tetapi, Syaiful mengaku ia tidak mendapatkan bukti berupa kwitansi usai pembayaran.
Seorang bernama Nasrul mengatakan bahwa ia hanya perlu duduk manis tanpa mengurus apapun hingga pemberangkatan.
“Tidak harus mengurus ke Polda, paspor pun sudah mereka yang ngurusin, semua yang ngrusin visa, saya tinggal duduk menunggu dan berangkat, katanya mereka,” jelas Syaiful.
Namun sejak pertama kali memberikan uang sebesar Rp10 juta pada Nasrul tanggal 15 Juni 2022 hingga 21 Juli 2022, Syaiful tak kunjung diberangkatkan.
Ia malah dikirim ke Bali untuk mengikuti pelatihan sebelum berangkat dan dijanjikan visa pada bulan Juli 2022.
“Dari bulan enam tahun 2022 saya hanya dijanjikan, dari tanggal sekian berangkat, pertengahan bulan saya berangkat, ternyata sampe bulan tujuh saya belum berangkat,” kata Syaiful.
Syaiful mengaku saat tiba di Bali ia bertemu dengan 13 orang dari berbagai daerah.
“Setelah selesai mengikuti pendidikan di sana, saya dijanjikan bekerja di perkebunan di Inggris,” lanjut Syaiful.
Syaiful melanjutkan bahwa ia menunggu tiga bulan di Bali dan tidak mendapatkan apa-apa sebelum akhirnya kembali ke kampung halamannya.
Syaiful sendiri saat ini bekerja di Kalimantan untuk membayar uang yang ia pinjam untuk keberangkatannya bekerja di Inggris.
Syaiful mengaku saat ini tidak memiliki uang sama sekali dan tidak berani melaporkan ke pihak kepolisian karena tidak memiliki uang.