VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf mengatakan program Sekolah Rakyat merupakan salah satu gagasan Presiden Prabowo untuk mata rantai kemiskinan melalui pendidikan gratis berkualitas.
Saifullah menyatakan Sekolah Rakyat menjadi strategi pemerintah untuk menjangkau masyarakat lapisan bawah yang selama ini tertinggal dalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini mengacu pada Desil 1 dan 2 DTSEN serta menjadi bagian upaya menyiapkan generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045.
“Sekolah Rakyat menyentuh masyarakat lapisan bawah, mereka yang selama ini tertinggal, tidak terbawa dalam proses pembangunan, menjangkau mereka yang tidak mampu bersaing,” jelas Mensos dalam keterangannya.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Resmi Mulai MPLS di 63 Titik Seluruh Indonesia
Mensos Saifullah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berperan mewujudkan gagasan Presiden Prabowo. Dalam waktu enam bulan sejak diumumkan ke publik, pemerintah berhasil memulai pembelajaran di sekolah rintisan tahun 2025/2026 melalui kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.
“Enam bulan sudah sejak (rencana Sekolah Rakyat) ini dinyatakan ke publik kita sudah bisa memulai pembelajaran di sekolah rintisan tahun 2025/2026. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap para menteri dan jajaran yang punya komitmen luar biasa sehingga meskipun waktunya terbatas tapi kita bisa bekerja dengan baik,” ungkap Mensos.
Baca Juga: Mensos Pastikan SK Pengangkatan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat Segera Diterbitkan
Ia menambahkan, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) resmi dimulai serentak Senin (14/7/2025) di 63 titik seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mencapai 6.130 jiwa. Hal ini ditandai dengan pembukaan MPLS yang dipusatkan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, berlokasi di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sekolah Rakyat menerapkan konsep berasrama dan gratis untuk jenjang SD, SMP, hingga SMA. Sistem pembelajaran mengadopsi learning management system yang terintegrasi dengan modul pembelajaran digital untuk menjangkau anak-anak di wilayah terpencil dan area yang luput dari akses pendidikan berkualitas.
Seluruh siswa mengikuti pelajaran formal di siang hari dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Kurikulum mencakup nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup sebagai bagian penting dari pembentukan karakter.
Kementerian Sosial menyiapkan total 256 rombongan belajar tersebar di 63 titik operasional. Distribusi siswa meliputi 75 siswa tingkat SD, 2.800 siswa tingkat SMP, dan 3.225 siswa tingkat SMA dengan sebaran geografis mencakup seluruh Indonesia.
Sebelum memulai MPLS, para siswa menjalani Cek Kesehatan Gratis (CKG) meliputi pengecekan tekanan darah, mata, telinga, dan berbagai tes kesehatan lain. Sekolah ini juga memberikan kesempatan siswa mengembangkan kapasitas sesuai minat dan bakat masing-masing.
Pada akhir Juli 2025, sebanyak 37 titik tambahan akan memulai MPLS. Total 200 titik Sekolah Rakyat akan beroperasi dengan memanfaatkan balai latihan kerja milik Kementerian Ketenagakerjaan, menjangkau lebih dari 20 ribu siswa dari keluarga miskin dengan program pemberdayaan untuk orangtua mereka.