VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengeklaim pemangkasan 145 regulasi terkait distribusi pupuk yang berbelit telah berhasil meningkatkan produksi beras nasional. Langkah ini dinilai mampu menstabilkan harga pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dalam pidato kenegaraan Jumat (15/8/2025), Prabowo mengalokasikan Rp164,4 triliun untuk penguatan ketahanan pangan sebagai agenda prioritas pertama RAPBN 2026. Program swasembada beras dan jagung menjadi fokus utama melalui pencetakan sawah baru dan modernisasi alat pertanian.
“Hadirnya pemerintah sudah nyata dirasakan sejak awal 2025. Pemerintah memangkas 145 regulasi penyaluran pupuk yang rumit, 145 peraturan kita pangkas. Hasilnya, produksi beras meningkat, stok beras di gudang pemerintah berada di atas 4 juta ton, harga stabil, petani makin sejahtera. Ke depan akan kita lanjutkan cerita sukses ini,” ucap Presiden.
Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Bakal Melonjak Jadi Rp335 Triliun di 2026
Kesuksesan sektor pangan diimbangi program ketahanan energi dengan alokasi Rp402,4 triliun. Prabowo menargetkan Indonesia menjadi pelopor energi bersih dunia melalui percepatan transisi energi terbarukan.
“Berbagai dukungan APBN untuk penguatan ketahanan energi ditempuh melalui subsidi energi, insentif perpajakan, pengembangan EBT, serta penyediaan listrik desa. Secara keseluruhan, di tahun 2026 dukungan fiskal pemerintah yaitu Rp402,4 triliun untuk ketahanan energi,” lanjutnya.
Baca Juga: Soroti Kinerja BUMN, Prabowo: Jangan Lagi Untung Akal-akalan
Prabowo juga mengumumkan pembentukan 80 ribu koperasi desa/kelurahan merah putih untuk mempermudah akses sembako dan layanan keuangan berbunga rendah. Program ekonomi kerakyatan ini ditargetkan memperkuat tulang punggung ekonomi lokal.