VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Sosial RI menggandeng PT Out of Asia (OOA) untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem melalui program pemberdayaan masyarakat.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kreatif di berbagai kantong kemiskinan di Indonesia.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan, paradigma penanganan kemiskinan kini bergeser dari sekadar charity (bantuan sosial) menuju empowerment (pemberdayaan).
Hal ini sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto mewujudkan angka kemiskinan ekstrem 0 persen.
Baca Juga: Pemerintah Uji Coba Digitalisasi Bansos di Banyuwangi
“Kita inginnya tidak parsial. Kita ingin dilaksanakan secara masif. Saya minta tolong OOA, mari kita bersinergi untuk mengentaskan kemiskinan dengan secepat-cepatnya,” ujar Agus Jabo saat bertemu Direktur PT Out of Asia Arung Lusika di Kantor Kemensos, Kamis (18/9/2025).
Salah satu lokasi yang disiapkan adalah Desa Kalisalak, Banyumas, Jawa Tengah.
Di sana warga akan dilatih mengolah hasil alam menjadi kerajinan bernilai jual.
PT OOA akan mendukung pelatihan, penyediaan material, hingga pemasaran.
“Kami bersama-sama Kemensos akan menyediakan pemberdayaan dari hulu hingga hilir, termasuk mendampingi produksi sampai pemasaran,” kata Arung.
Baca Juga: Kemnaker Tegaskan Pentingnya Integritas dalam Pembangunan Ketenagakerjaan
Produk masyarakat nantinya akan melalui pengawasan mutu oleh Kemensos.
Jika lolos quality control, OOA akan membantu mengekspor ke pasar internasional.
Sebelumnya, pada awal September, Kemensos dan OOA berhasil mengekspor keranjang anyaman dari eceng gondok dan mendong ke Amerika Serikat.
Ke depan, Kemensos menargetkan program “Kampung Berdaya” bisa berkembang luas.
Sukses satu desa diharapkan memicu produktivitas desa lain, misalnya dalam penyediaan bahan baku hingga diversifikasi produk.