VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Data terbaru Badan Pusat Statistik menunjukkan pencapaian signifikan dalam penanganan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Jumlah penduduk miskin ekstrem turun drastis menjadi 2,38 juta orang pada Maret 2025, berkurang 0,40 juta orang dari September 2024 dan 1,18 juta orang dibanding Maret 2024. Persentase kemiskinan ekstrem terhadap total populasi mencapai 0,85 persen, turun 0,14 persen poin dari periode sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Sosial (BPS) Ateng Hartono mengungkap disparitas regional dalam pola kemiskinan Indonesia. Wilayah perkotaan justru mengalami kenaikan persentase kemiskinan menjadi 6,73 persen dari 6,66 persen pada September 2024, sementara perdesaan turun dari 11,34 persen menjadi 11,03 persen.
“Dari sisi persentasenya, penduduk miskin ekstrem terhadap total penduduk atau total populasi pada bulan Maret 2025 mencapai 0,85 persen atau turun sekitar 0,14 persen poin jika dibandingkan dengan September 2024, atau jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang lalu turun 0,41 persen poin,” ujar Deputi Bidang Statistik Sosial, BPS, Ateng Hartono, dalam keterangan persnya, Jumat (25/07/2025), di Jakarta.
Baca Juga: KP2MI Kolaborasi dengan BPS, Pastikan Data PMI Lebih Akurat
Bali dan Nusa Tenggara mencatat prestasi terbaik dengan penurunan kemiskinan paling besar yakni 0,22 persen poin dibanding September 2024. Hampir seluruh pulau mengalami penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin, kecuali Maluku dan Papua yang justru mengalami peningkatan.
“Penurunan paling besar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu pada Maret 2025 menurun 0,22 persen poin dibandingkan dengan September 2024. Kecuali, di Maluku dan Papua yang persentase dan jumlah kemiskinannya mengalami peningkatan,” ujarnya.
Baca Juga: KP2MI Gandeng BPS Integrasikan Data Berkualitas
Kalimantan menjadi pulau dengan tingkat kemiskinan terendah dengan 0,89 juta orang atau 3,75 persen dari total penduduk miskin nasional. Sebaliknya, Pulau Jawa masih menyumbang jumlah penduduk miskin terbanyak sebesar 12,56 juta orang atau 52,66 persen dari total nasional. Data ini diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 dengan sampel 345 ribu rumah tangga di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
“Kontribusinya sekitar 52,66 persen terhadap total jumlah penduduk miskin nasional,” kata Ateng.