VOICEINDONESIA.CO, Kotawaringin Barat – Kementerian Koperasi menegaskan hilirisasi kelapa sawit harus segera dijalankan koperasi agar tidak terus tertinggal dari korporasi besar. Melalui Koperasi Sekunder Karya Sawit Mandiri Jaya (KSMJ) yang dibentuk tujuh koperasi primer dengan lahan konsolidasi 6.000 hektar, Kemenkop mendorong pendirian pabrik CPO berbasis masyarakat.
Asisten Deputi Pengembangan Produksi Kemenkop, Elviandi, menekankan penguatan kapasitas pengurus koperasi desa/kelurahan Merah Putih menjadi keharusan.
“Kalau pengurus tidak siap, koperasi hanya jadi penonton di tengah rantai pasok sawit nasional yang sudah dikuasai perusahaan besar,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
Baca Juga: Menkop Libatkan Kejaksaan Awasi Kopdes Merah Putih, Tegaskan Gerakan Nasional
Ia mengungkapkan, masih ada 21 koperasi desa/kelurahan Merah Putih yang belum masuk sistem Simkopdes sehingga tertutup dari akses pembiayaan.
“Tanpa rencana bisnis yang jelas, koperasi mustahil bisa bersaing,” katanya.
Baca Juga: Wamenkop Tegaskan Kopdes Merah Putih Bukan Program Top-Down, Warga Desa Jadi Subjek Ekonomi
Kemenkop juga mendesak adanya standarisasi produk dan percepatan digitalisasi koperasi sawit agar mampu menembus pasar.
“Kalau tidak ada standar mutu, koperasi akan kesulitan menjual produknya dan harga selalu ditekan pembeli,” tegas Elviandi.
Potensi besar sawit di Kotawaringin Barat dinilai belum optimal karena minimnya fasilitas hilirisasi. Padahal, CPO dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng, sabun, kosmetik, hingga energi biomassa.
“Selama koperasi tidak berani masuk ke hilirisasi, nilai tambah sawit hanya akan dinikmati perusahaan,” pungkasnya.
