JAKARTA,AKUUPDATE.ID-Ketua Umum APJATI Ayub Basalamah mengungkapkan rencananya dalam memulihkan ekonomi nasional pasca pandemi dalam program penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) karena melihat adanya peningkatan jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia selama masa pandemi berlangsung.
Saat ditemui jurnalis akuupdate.id pada Rabu (31/03), Ayub Basalamah mengatakan akan memanfaatkan pasar kerja internasional guna mengurangi pengangguran dan kemiskinan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Ayub Basalamah mengatakan bahwa pandemi ini berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
“Akibat pandemi Covid-19, sampai dengan September 2020 jumlah pengangguran terbuka naik menjadi 9,77 juta orang dan kemiskinan meningkat menjadi 27,55 juta orang,” katanya saat diwawancarai jurnalis akuupdate.id pada Rabu (31/03).
Ketua Umum APJATI Ayub Basalamah juga menyatakan di tahun 2021 ini kita akan menghadapi tantangan serius yaitu potensi bertambahnya jumlah pengangguran dan kemiskinan yang terutama berasal dari dampak pandemi Covid-19.
“Tahun 2021 akan menghadapi tantangan serius, yakni potensi bertambahnya pengangguran dan kemiskinan yang berasal dari angkatan kerja baru, pekerja ter-PHK dan penduduk rentan miskin sekitar 29,1 juta orang, data ini berdasarkan BPS BAPPENAS, KEMNAKER dan INDEF,” katanya.
Faktanya, pada masa pandemi ini, kebutuhan tenaga kerja pada pasar kerja internasional masih tinggi dan dinilai akan semakin meningkat pada saat pandemi nanti berakhir. Ada banyak negara yang membutuhkan tenaga kerja untuk ditempatkan di beberapa sektor atau industri.
Baca Juga : Ayub Basalamah : Setiap Hari Sabtu dan Minggu Ratusan PMI jadi korban TPPO
“Meski mengalami pandemi Covid-19, kebutuhan tenaga kerja pada pasar kerja internasional masih tinggi dan semakin melonjak pada saat pandemi berakhir. Banyak negara seperti Amerika, Jepang, Arab Saudi dan negara lainnya yang membutuhkan tenaga kerja di sektor konstruksi, migas, IT, perkebunan, hospitality dan lainnya. Beberapa negara sudah memanfaatkan peluang pasar kerja internasional seperti Filipina, Vietnam, India dan negara lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, angkatan kerja nasional tahun ini sangat besar dibandingkan dengan negara lain. Karena Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki keunggulan dibandingkan dengan tenaga kerja dari negara lain.
“Angkatan kerja nasional sangat besar, Tahun 2021 diperkirakan sekitarn135 juta orang. Dibandingkan dengan negara lain, angkatan kerja nasional yang menjadi PMI memiliki keunggulan kompetitif, terutama karakter sebagai pekerja yang jujur, gigih, tekun dan santu, hal itu juga diyakini karena Indonesia sudah berpengalaman panjang dalam penempatan PMI” jelasnya.
Ketua umum APJATI Ayub Basalamah juga menyatakan dengan adanya koordinasi yang baik dalam penempatan pekerja migran Indonesia ini, maka hal tersebut akan mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
“Dengan pengaturan dan koordinasi yang baik, 1 juta angkatan kerja nasional dapat ditempatkan sebagai PMI di pasar kerja internasional. Jika rata-rata dalam satu keluarga berjumlah empat orang, maka akan berkontribusi mengurangi 1 juta pengangguran dan mengangkat 4 juta penduduk dari kemiskinan setiap tahunnya,” katanya.
Ayub Basalamah menjelaskan sulitnya koordinasi dan sinergi antara kementerian-lembaga itu tidak jarang dikarenakan adanya ego sektoral.
“Sulitnya koordinasi dan sinergi kementerian/lembaga terkait penempatan PMI ke pasar kerja internasional. Selama ini menjadi kendala serius, koordinasi dan sinergi kementerian/lembaga tidak jarang terhambat cara pandang, ego sektoral dan regulasi yang berbeda-beda,” jelasnya. (Sundari)
Tonton Video Wawancara bersama Ketum APJATI:
Ketum APJATI Berharap Presiden Menjadikan Penempatan PMI dorong Pemulihan Ekonomi
