Jakarta – Sebanyak 10 CPMI yang akan gagal diberangkatkan ke Arab Saudi kini sudah diamankan di shelter Rumah Ramah PMI.
Rinardi selaku Sekretaris Utama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengatakan bahwa 10 korban tersebut berhasil digagalkan karena adanya kecurigaan saat akan berangkat ke Arab Saudi pada Sabtu, 13 Mei 2023.
“Tim kami yang terdiri dari BP2MI, Dirjen Imigrasi dan Polersta Bandara berhasil melaksanakan pencegahan terhadap 10 orang CPMI yang akan ditempatkan secara ilegal,” kata Rinardi.
Ketika calon 10 CPMI yang dibawa ke lounge di bandara untuk pendalaman ketika petugas imigrasi bertanya, CPMI hanya mampu menunjukkan paspor dan tiket saja.
“Mereka hanya mampu menunjukkan paspor dan tiket saja, tiketnya dua rute, Jakarta – Colombo dan Colombo – Riyadh, Riyadh itu Arab Saudi,” jelas Rinardi.
10 CPMI yang diketahui semuanya perempuan itu tidak memiliki dokumen yang lengkap sebagaimana pekerja yang prosedural.
“Semuanya perempuan yang berasal dari provinsi Jawa Barat yang rata-rata usia 32 tahun, dimana yang paling muda berusia 22 tahun dan yang paling tua berusia 41 tahun,” kata Rinardi.
10 CPMI tersebut diketahui akan diterbangkan ke Arab Saudi, sektor domestik asisten rumah tangga dan rata-rata pendidikannya dalah SD dan SMP.
Rinardi mengatakan bahwa BP2MI sudah lama melakukan moraturium alias penundaan untuk penempatan Arab Saudi.
10 CPMI ini awalnya diiming-imingi dengan gaji besar dan mereka tidak dipungut biaya diawal bahkan keluarga yang ditinggalkan uang.
Rinardi mengatakan bahwa renacanya BP2MI akan mengantarkan secara langsung ke rumah 10 CPMI langsung ke keluarga masing-masing dengan aman sambil mengedukasi masyarakat setempat.