VOICEIndoesia.co,Batam – Pada 13 Mei 2024 lalu, ada pertemuan antara pihak Imigrasi Batam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan (KLHK), Badan Keamanan Laut (Bakamla) serta Polda Kepri. Rapat terbatas itu dilakukan menyusul adanya penurunan 21 orang kru asing dari kapal MT Arman 114 yang terjadi pada Jumat 10 Mei 2024 lalu.
Kru turun dikawal oleh Bakamla tanpa pemberitahuan pihak Imigrasi Batam. Menurut Pahrur Roji Dalimunthe, kuasa hukum kapten kapal MT Arman, kalau kru diturunkan pada Kamis 10 Mei 2024 lalu untuk pulang ke negara asal bertemu keluarga.
Baca Juga : Dua Bulan Berlalu, Diduga Kasus TKA China Tewas Lakakerja di PT KIDE Batam Luput dari Media
Penurunan kru tentunya atas perintah kapten kapal yang didampingi oleh petugas Bakamla karena kapal berada di perairan Batam. Puluhan kru sudah berada di atas kapal selama 1 tahun lebih, selama itu pula mereka tidak bisa bertemu dengan keluarga.
Namun saat itu, Kabid Teknologi Informasi Komunikasi Keimigrasian Batam Rizky Yudhaikawira membenarkan kalau pihaknya kecolongan. Namun setelah rapat digelar, muncul kata sepakat.
Dalam waktu dekat Imigrasi Batam akan mengambil tindakan Keimigrasian. Namun Imigrasi Batam tak menjelaskan secara rinci apakah para kru kapal ini melanggar aturan Keimigrasian. Yang mana mereka harus melapor terlebih dahulu jika turun kapal. Ada yang dilanggar, tentunya juga ada pemasukan untuk negara berupa denda.
Baca Juga : Aktivis HAM Batam Sentil Oknum Polisi Ngopi Bareng Terduga Pelaku TPPO
Menimbang puluhan kru merupakan saksi mata atas perkara pencemaran limbah B3 yang terjadi di perairan Natuna Utara itu. Yang kini kapten kapal bernama Mahmoud Mohamed Abdelaziz Mohamed Hatiba sedang berproses hukum. Sedangkan dokumen paspor dari puluhan kru saat itu masih ditangan penyidik KLHK.
“Kita akan deportasi seluruh kru kapal MT Arman 114 ini secara bertahap,” kata Kabid Teknologi Informasi Komunikasi Keimigrasian Batam Rizky Yudhaikawira rabu (15/5/2024)
Agen Saling Klaim
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim VOICEIndonesia.co, ada beberapa agen yang ditunjuk untuk mengurus kapal MT Arman 114. Pertama PT Jebat Mitra Perkasa ditunjuk oleh Albaher pada 9 Juli 2023 lalu.
Sebulan kemudian, muncul Victory International Service yang mengklaim mereka ditunjuk oleh Ocean Mark Shipping. Kemudian, dalam tahap persidangan, muncul lagi agen baru yang mengaku memegang surat penunjukan dari Ocean Mark Shipping juga yakni PT GASS.
Baca Juga : Beredar Dugaan WNA Kena Pungli, Kepala Imigrasi Tanjung Pinang Buka Suara
Informasi yang tim VOICEIndonesia.co peroleh, dari PT Jebat Mitra Perkasa dan Victory International Service surat penunjukan itu diduga palsu. Itu setelah bocornya sebuah video berdurasi singkat yang merekam cap stempel berwarna biru bertuliskan Ocean Mark Shipping INC PANAMA dari sebuah layar komputer.
Video ini diduga dibocorkan oleh kapten kapal yakni Mahmoud Mohamed Abdelaziz Mohamed Hatiba. Dalam rekaman video tersebut, dia mengklaim surat penujukan agen kepada PT GASS dibuat di atas kapal oleh seorang kru, bernama Rabiyah.
Penunjukan dari Ocean Mark Shipping juga diduga tak sah. Sebab pada periode Agustus 2023 lalu, PT Jebat Mitra Perkasa meminta legal opinion ke Panama untuk memverifikasi perusaahan yang dimaksud.
Baca Juga : Imigrasi Batam Klaim TKA China di PT KIDE Resmi, Lucunya saat Razia Puluhan yang Kabur
Akan tetapi perusahaan Ocean Mark Shipping ini tak terdaftar di Panama. Alasannya, semua perusahaan Panama yang memiliki kapal berbendera Iran sudah dihapuskan sejak 2021 lalu. Untuk memastikannya, tim VOICEIndonesia.co saat ini tengah mengonfirmasi pihak PT GASS terkait kebenarannya.
Sementara Irwan, agen Victory International Service yang ditunjuk sejak bulan Juli pun mengakui, dirinya sempat terbang ke Dubai untuk mengecek langsung perusahaan tersebut. Nyatanya, perusahaan yang dimaksud tak ada di Dubai. “Itu adalah perusahaan jasa pengiriman barang, alamat fiktif,” katanya dikonfirmasi, Rabu 22 Mei 2024.
Selain itu diperkuat juga dari data legal opinion. Sampai saat ini, pemilik dari Ocean Mark Shipping tak pernah muncul. “Saya punya tagihan yang belum dibayarkan yaitu jasa mengurus seluruh kru yang nilainya miliaran rupiah, tolong dibayar,” tegas Irwan.
Lanjut dia, sebab beberapa yang bulan lalu ada kru yang patah karena jatuh dari tangga kapal. Seluruh biaya perawatan medis, pihaknya yang mengeluarkan.
“Bahkan ada seorang kru yang meninggal, kami yang membantu memulangkan jenazahnya ke Lebanon. Yang mana pertama diberita minta dikirimkan ke Suriah, Damaskus. Kemudian berubah, dikirim ke Lebanon, Beirut. Nah di Beirut jenazah ini tertahan berhari-hari. Semua itu biaya dari kami,” jelasnya.
Itulah semalam, Rabu 22 Mei 2024 sore, ketika ada 2 kapal tak dikenal mendekat ke kapal seukuran tiga lapangan bola tersebut. Kapten kapal langsung menghubungi 2 agennya PT Jebat Mitra Perkasa dan Victory International Service untuk menanyakan. Ternyata 2 kapal yang tak dikenal itu mengangkut 20 kru asing untuk naik ke kapal MT Arman 114. Namun kapten menolak. Kapten takut terjadi sesuatu terhadap muatan dan kapal.
Menurut Irwan, pengurusan kapal ini, terlalu banyak intrik politik di belakang. Sehingga terjadinya pembenturan kepentingan. Kemudian timbul polemik saat ini, dimana melibatkan pihak Imigrasi, Bakamla, KLHK, pihak yang mengaku agen yang baru. “Sementara kami punya hak (tagihan) sejak Juli hingga hari ini, miliaran rupiah yang belum dibayar. Bayar dulu tagihan kami,” katanya lagi.
Terkait, aksi penggantian kru di tengah laut itu diakuinya terbilang ‘koboy’. Ada 6 kru baru dari Iran yang dijadikan sebagai pengganti yang akan pulang (deportasi). Tapi ini berbarengan naiknya dengan sisa kru kapal kemarin.
“Imigrasi kan sudah menyatakan kepada media, akan ada deportasi terhadap kru kapal ini. Tapi kok malah dinaikkan lagi. Kenapa? Ini kan sedang dalam berproses hukum, minta lah surat resmi dari Pengadilan. Pertanyaannya, apakah mungkin pengadilan mau mengeluarkan suratnya,” sebut dia.
Tapi, Irwan melihat ada upaya paksa yang dilakukan untuk menaikkan kru ke atas kapal. Namun kapten kapal sendiri tidak mau menurunkan tangga. “Saya lihat mereka memaksa agar tangga diturunkan. Tapi saya sampaikan tadi, agar masalah ini diselesaikan di darat. Kalau di laut sudah terlambat. Ini bisa saya bilang tindakan koboy lah,” lanjut dia.
Minyak Mentah Ditawar di Pasar Gelap
Di ‘pasar gelap’ isi muatan kapal MT Arman 114 yakni minyak mentah dari Iran ini sudah ditawarkan. Isu ini berkembang. Ada kecurigaan diantaranya agen baru yang muncul ini hanya mengaku-ngaku untuk menguasai isi muatan yang nilainya tak sedikit Rp 4,7 triliun.
Isu ini pun santer di kedai kopi. Meskipun belum sampai menanyakan harga, karena masih memantau kapal yang kini berproses hukum, tapi sudah masuk dalam bursa para broker.
Lantas adakah pemberitahuan untuk penggantian 6 kru baru ini?
Menurut Humas Imigrasi Khusus TPI Batam, Kharisma Rukmana bahwa pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan dari agen PT GASS untuk persetujuan kru masuk ke kapal MT Arman untuk menggantikan kru kapal yang telah habis kontrak, dengan data diri sebagai berikut: Ayoub Sharifi, Mostafa Zakerizadeh Sakol, Abdollah Azmayesh, Ayoub Salehi Noodezi dan Aboozar Ghorbani Alireza.
“Kemarin itu ada 20 kru, satu sakit. Dari 20 kru ini 14 kru lama dan 6 baru, satu sakit tak naik lagi save house. Kami hanya mendampingi, bersama Polda Kepri. Tapi 6 kru baru ini tak jadi naik dan balik lagi ke penginapan,” kata Kharisma dikonfirmasi. Terkait sisa kru juga ikut dinaikkan ke kapal sedangkan dari kesepatan awal, mereka harusnya dideportasi, Kharisma menyebutitu wewenang dari penyidik KLHK.
Beredar informasi, 6 kru baru ini beberapa diantaranya diduga disusupi tentara Iran. Namun, pihak Imigrasi belum mengetahui pasti informasi tersebut. “Secara VISA sudah sesuai, belum ada temuan itu, kecuali ada bukti, mungkin bisa diinfokan ke kami, bisa kami cek,” imbuhnya.
Sedangkan untuk 6 kru lama akan segera di deportasi. Namun, KLHK hingga kini belum memberikan biaya pemulangan kru asing tersebut. “Kami sudah push KLHK, tapi KLHK belum kirim tiketnya. Jika sudah, kami langsung deportasi yang 6 kru lama ini,” timpalnya.
Terkait PT GASS, agen baru yang tiba-tiba ditunjuk untuk mengutus 6 kru baru naik ke kapal MT Arman, sementara agen sebelumnya adalah Victory International Service, Kharisma mengatakan, agen ini bentuk dari pertanggungjawaban kru yang ada di sini.
Terkait adanya pemberitahuan untuk penggantian kru kapal MT Arman 114 tersebut, Humas PN Batam, Welly Irdianto yang dikonfiramsi terpisah belum bisa memastikannya. “Kami cek dulu suratnya,” imbuhnya. Terkait keributan atau dinamika di lapangan, Welly menyebut itu bukan tupoksi dari pengadilan.
Sementara Sunardi, penyidik dari KLHK ditemui di pelabuhan Batu Ampar belum bersedia diwawancarai terkait pernggantian kru yang ribut di tengah laut tersebut. “Langsung (wawancaranya) ke pusat, saya enggak berani kasih stateman,” elaknya.(iko)