VOICEIndonesia.co, Jakarta – Seorang calon pekerja migran Indonesia (CPMI) diduga menjadi korban pelecehan seksual saat menunggu keberangkatan oleh pengurus Perusahaan Penempatan Pekerja Migran (P3MI) di daerah Tangerang.
Dikutip dari YouTube Faisal Soh yang ditayangkan pada Senin, (15/07/2024) dan sudah mendapatkan komentar sebanyak 119 orang, YouTuber yang membahas seputar PMI mengatakan bahwa ia dan pihak kepolisian serta BP2MI bergegas ke daerah Tangerang saat mendapatkan pengaduan dari CPMI yang hendak di berangkatkan ke Taiwan.
“Jadi hari ini kita bergegas ke salah satu tempat yang ada di sekitar Tangerang dimana kita mendapat salah satu pengaduan dari salah satu CPMI yang katanya mau diberangkatkan ke Taiwan tapi dia tidak diletakkan di LPK melainkan di rumah oknum P3MI yang akan memberangkatkan dirinya,” kata Faisal.
Mendapatkan pengaduan dari CPMI, YouTuber tersebut penasaran dan menuju lokasi.
“Penasaran, saya dengan tim kepolisian yang bertugas di BP2MI bergerak ke lokasi,” kata Faisal Soh.
Dari hasil penggebrekan, Faisal Soh mengatakan bahwa ditemukan dua orang CPMI.
“Jadi dari hasil kita mendatangi rumah tersebut pihak BP2MI dan kepolisian berhasil untuk kembali dua orang yang satu CPMI dan yang satu lagi dicurigai akan berangkat menggunakan visa turis,” kata Faisal Soh.
Baca Juga: Kemenperin Pacu Wirausaha Pesantren Lewat Santripreneur
Dari dua CPMI yang berhasil diamankan, salah satunya menceritakan kepada Faisal Soh di YouTube bahwa CPMI tersebut pernah hampir dilecehkan.
CPMI yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa dirinya mengetahui P3MI tersebut melalui TikTok dan sudah tinggal selama tujuh bulan di rumah penyalur.
“Lihat di TikTok, teman saya sudah di Taiwan dari PT itu pakai visa kerja, tapi kita tidak di BLK sama sekali dan nunggu di perumahan,” jelas CPMI yang identitasnya dirahasiakan.
CPMI juga mengaku sebagai mantan pekerja migran Indonesia di negara Singapura dan HongKong.
Tidak memiliki paspor karena sempat ditahan dari agen sebelumnya, pihak penyalur meminjam namanya untuk hutang ke Bank.
“Belum berangkat nama saya udah dipinjam untuk hutang ke bank, habis itu dibuat paspor, paspor saya kan Biometrik kena Rp7 juta,” kata CPMI, dikutip VOICEIndonesia.co dari YouTube Faisal Soh, Selasa (16/07/2024).
Selama berada dipenampungan, CPMI ini juga sudah mengeluarkan biaya hingga Rp24 juta untuk biaya hidup dan proses pemberangkatan.
“Kalau Rp24 juta itu tuh semuanya buat hidup disitu juga, kayak makan kan kurang kadang kan saya juga ditinggal juga ke Sulawesi orangnya, disuruh jaga rumah,” jelas CPMI.
Sebelum itu, CPMI juga membayar Rp3 juta untuk tiga dokumen, biaya transport Rp3 juta dan biaya lainnya yang mencapai Rp5 juta.
“Saya diiming-imingi atas nama kamu untuk pinjam ke bank, ini nanti ini cepat kok kalau sudah ada pasor, dan itu sudah cair abis itu saya disuruh pasporan bayar Rp7 juta yang katanya Rp3 juta, tapi itu saya nggak tau itu tujuh juta apa nggak,” ungkap perempuan yang memakai masker.
Mengaku sebagai buangan agen, CPMI tersebut mengatakan sangat bergantung dengan PT yang akan memerangkatkannnya.