VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Upaya penggalangan dana untuk membayar diyat (denda) sebesar Rp120 miliar dalam kasus Susanti mengalami kendala serius. Ketua Umum Persatuan Buruh Migran Bobi Anwar Ma’arif mengungkapkan bahwa dana yang terkumpul masih sangat jauh dari target.
“Sumbangan yang digalang dari para donatur jumlahnya tidak bergerak dari 20 miliar. Sementara permintaannya sampai 120 miliar. Dari mana uang sebesar itu? Tidak akan punya,” ungkap Bobi pada VOICEINDONESIA.CO, Selasa (13/5/2025).
Kesenjangan yang sangat besar antara dana yang terkumpul dengan jumlah yang diminta membuat upaya penyelamatan Susanti semakin sulit. Dana sebesar Rp120 miliar bukanlah jumlah yang mudah dikumpulkan dalam waktu singkat, terlebih dengan tenggat waktu yang semakin menipis.
Baca Juga: Nasib Susanti di Ujung Tanduk: Presiden Prabowo Jadi Harapan Terakhir
Bobi juga mempertanyakan dasar penetapan jumlah diyat tersebut. Menurutnya, nominal tersebut tidak sesuai dengan prinsip dasar dalam hukum Islam yang berlaku di Arab Saudi.
“Kalau dihubungkan dengan Arab Saudi yang menganut sistem Islam, awalnya untuk qisas itu 100 ekor unta. Kalau sekarang tidak jelas patokannya apa 120 miliar itu. Itu bukan lagi 100 ekor unta,” ungkapnya dengan nada keheranan.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Lampung Siap Dimulai, 100 Siswa Akan Mengikuti Tahap Awal
Kementerian Luar Negeri terlihat frustrasi menghadapi situasi ini menurut Bobi, mengingat besarnya nominal yang diminta dan terbatasnya waktu yang tersisa hingga jadwal eksekusi Juni 2025.
“Karena KMU juga saya melihat sepertinya frustrasi. Ya sudah tidak bisa ngapa-ngapain,” tambahnya.
Dengan kondisi seperti ini, Bobi menegaskan bahwa harapan satu-satunya hanya pada intervensi diplomatik Presiden Prabowo Subianto yang diharapkan dapat mengupayakan pengampunan tanpa harus membayar diyat dalam jumlah sebesar itu.