VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri menggagalkan upaya penyelundupan dan penjualan gading gajah beserta barang olahan yang diduga berasal dari satwa dilindungi. Empat orang tersangka berhasil ditangkap dalam operasi ini.
Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigjen Nunung Syaifuddin, menegaskan bahwa praktik perdagangan bagian tubuh satwa dilindungi merupakan pelanggaran hukum sesuai Undang-Undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Dilarang menyimpan, memiliki, mengangkut dan atau memperdagangkan spesimen bagian-bagian atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa yang dilindungi,” tegas Nunung dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/5/2025).
Baca Juga: Kapolri Tindak Tegas Ormas yang Meresahkan
Barang bukti yang disita antara lain delapan gading gajah utuh, 178 pipa rokok, patung ukiran, kepala gesper, gelang, dan barang-barang lain yang diduga terbuat dari gading.
Penggerebekan pertama dilakukan di rumah IR di kawasan Cibeureum Permai, Sukabumi, tempat polisi menemukan ratusan pipa rokok dan gading gajah. Tersangka kedua, SS (46), juga diamankan di Sukabumi dengan barang bukti 135 pipa rokok serupa.
Tersangka ketiga, JF (44), ditangkap di Menteng Dalam, Jakarta Selatan, dengan barang bukti berupa 10 patung ukiran, aksesoris, dan pipa rokok dari bahan yang diduga gading.
Baca Juga: Polri Tegaskan Ijazah Sarjana Jokowi Asli
Nunung menambahkan bahwa larangan tersebut tidak hanya berlaku untuk skala perdagangan besar, tetapi juga untuk kepemilikan pribadi.
“Ini berlaku untuk semua pihak. Tidak boleh menyimpan apalagi menjual barang-barang dari satwa dilindungi, seperti gading gajah,” ujarnya.
Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 40A ayat (1) huruf F jo. Pasal 21 ayat (2) huruf c dan/atau Pasal 40 ayat (1) huruf h jo. Pasal 21 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.