VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, mengumumkan bahwa Otoritas Palestina (PA) dalam waktu dekat akan membentuk sebuah komite sementara untuk mengelola pemerintahan di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers pada hari Senin, seperti dilaporkan oleh kantor berita RIA Novosti.
Keputusan ini diambil sebagai respon rencana pemerintah Zionist Israel yang mau mengklaim seluruh wilayah Gaza. Selama ini jalur Gaza secara de facto memang dijalankan oleh Hamas.
“Kami akan segera mengumumkan pembentukan Komite Sementara untuk menjalankan pemerintahan di Jalur Gaza,” ujar Mustafa. Ia menambahkan bahwa komite ini akan berada di bawah pengawasan langsung Otoritas Nasional Palestina (PNA).
Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk sejak dimulainya agresi militer Israel pada Oktober 2023. Kantor Berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah mencapai 61.897 jiwa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, sedikitnya 155.660 orang mengalami luka-luka.
Angka tersebut diperkirakan belum mencerminkan keseluruhan situasi karena banyak korban masih terjebak di bawah puing-puing bangunan dan belum dapat dijangkau oleh tim penyelamat maupun ambulans.
Dalam 24 jam terakhir, rumah sakit di Gaza melaporkan tujuh kematian baru akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk dua anak-anak. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat krisis pangan mencapai 251 orang, di antaranya 110 anak.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa tingkat malnutrisi pada anak-anak di bawah usia lima tahun meningkat dua kali lipat dalam periode Maret hingga Juni, akibat blokade ketat yang diberlakukan Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyuarakan keprihatinan yang sama. Mereka menyebutkan bahwa sekitar satu dari lima balita di Gaza kini menderita kekurangan gizi akut, menandai kondisi yang sangat mengkhawatirkan di wilayah tersebut.
