VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini pertumbuhan kredit perbankan akan mendekati angka double digit pada Januari 2026. Keyakinan ini muncul setelah pemerintah kembali mengucurkan dana Rp 76 triliun ke perbankan untuk mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil.
Purbaya menjelaskan bahwa dampak injeksi likuiditas baru akan mulai terlihat pada Desember 2025, sebelum menguat signifikan di awal tahun depan. Ia menilai perlambatan kredit perbankan beberapa bulan terakhir bukan menandakan pelemahan fundamental, melainkan dinamika normal yang dipengaruhi perlambatan pertumbuhan uang.
“Kita lihat kan, tadinya (kredit) naik, agak turun sedikit karena uangnya pertumbuhannya melambat juga, dari 13 (persen) turun ke 7 (persen),” ujar Purbaya usai konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025 di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Baca Juga: Gaji PNS dan Pensiunan Naik? Ini Kata Menkeu Purbaya
Purbaya menegaskan bahwa proses transmisi likuiditas memerlukan waktu, termasuk melalui mekanisme efek pengganda uang atau money multiplier effect di perbankan. Ia mengaku optimistis melihat tren ekonomi yang mulai membaik di berbagai sektor. Sebelumnya, pemerintah telah menempatkan dana Rp 200 triliun di bank anggota Himpunan Bank Milik Negara.
“Kalau saya pikir sih akan lebih kuat lagi ke depan, karena kalau kita lihat ekonomi sudah mulai kelihatan (membaik) di mana-mana kan,” kata Menkeu.
Baca Juga: Usai Purbaya Guyur Bank BUMN Rp200 Triliun, Apa Dampaknya Sekarang?
Per 10 November 2025, pemerintah kembali menempatkan dana Rp 76 triliun ke Himbara dan Bank Jakarta. Rinciannya masing-masing Rp 25 triliun untuk BRI, Mandiri, dan BNI, serta Rp 1 triliun untuk Bank Jakarta. Penempatan dana tersebut memperkuat likuiditas domestik yang tercermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga stabil di level 11,5 persen pada Oktober 2025. Namun pertumbuhan kredit justru melambat menjadi 7,36 persen secara tahunan, turun dari 7,7 persen pada bulan sebelumnya.
