Iming-Iming Gaji Tinggi, WNI Justru Disekap di Kompleks Penipuan Kamboja

by Sintia Nur Afifah
0 comments
A+A-
Reset
Foto : Ilustrasi foto Memberantas tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan Oknum Pejabat (dok.voiceindonesia.co)

VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial RI asal Jakarta tak pernah menyangka upaya mencari kerja setelah pandemi Covid-19 akan mengubah hidupnya menjadi mimpi buruk. Pria berusia 36 tahun itu berangkat ke Kamboja pada 2021 dengan harapan mendapat pekerjaan menjanjikan, namun justru terjebak dalam kompleks penipuan daring yang dijaga ketat layaknya penjara.

RI menjadi salah satu dari ribuan korban yang terperangkap dalam pusat penipuan scam di Kamboja. Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha pada Senin (10/10/2025) lalu, melaporkan lebih dari 10.000 WNI terjerat penipuan daring, di mana 1.500 di antaranya merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Pengalaman pahit RI bermula di awal tahun 2021 saat menemukan iklan lowongan kerja di Facebook dengan tawaran menggiurkan. Posisi sebagai butler atau asisten bagi tamu VIP hotel menjanjikan gaji antara 1.200 sampai 1.500 dollar AS atau sekitar Rp 20 hingga 25 juta per bulan, empat hingga lima kali lipat dari upah minimum pekerja di Jakarta.

Baca Juga: Cegah Calo dan TPPO, DPR Dorong Layanan Satu Pintu PMI di NTB

“Setelah Covid-19 itu saya butuh kerja, akhirnya saya mencari pekerjaan di Facebook, dan menemukan lowongan kerja sebagai butler,” ungkap RI pada Senin (17/11/2025).

Selain gaji besar, RI juga dijanjikan fasilitas uang makan dan tempat tinggal yang semakin membuatnya tertarik. Dengan kemampuan berbahasa Inggris yang dimilikinya, RI merasa cocok dengan posisi tersebut dan memutuskan untuk melamar pekerjaan itu.

Baca Juga: BREAKING NEWS : Polemik Pemulangan PMI Korban Dugaan TPPO, Nurul Maelani Tiba di Indonesia Tidak Sesuai Laporan Resmi

Sesampainya di bandara Kamboja, RI yang mendapat tiket pesawat gratis dari perusahaan dijemput bersama dua orang lainnya dari India dan Pakistan. Perusahaan juga bersedia mengurus visa kerjanya saat tiba di Kamboja, sehingga awalnya ia tak menaruh curiga.

Namun RI merasa janggal saat mobil yang membawanya ke perusahaan tak kunjung sampai tujuan, bahkan harus melewati hutan penuh pepohonan. Perjalanan yang ditempuh sangat jauh, sekitar 3-4 jam dari bandara, dan melewati hutan-hutan.

Kompleks yang menyambutnya bukan hotel mewah, melainkan sebuah “penjara” dengan tembok tinggi, kawat berduri, dan petugas keamanan bersenjata yang menjaga setiap pintu. Di dalamnya hanya terlihat gedung-gedung bertingkat mirip apartemen.

RI ditempatkan di salah satu perusahaan, menjadi satu-satunya WNI yang bekerja bersama orang-orang dari Thailand, Singapura, India, serta Kamboja. Semua barang bawaannya disita, dan ia bersama pekerja lainnya tak diizinkan meninggalkan lokasi scam sama sekali.

“Semua ditahan bos, dari mulai paspor, HP, dan dokumen-dokumen penting saya lainnya,” ujarnya.

Di hari pertama bekerja, RI dijelaskan mengenai deskripsi pekerjaannya oleh sang atasan dan merasa tercengang. Pekerjaan sebagai butler yang dijanjikan ternyata jauh berbeda dengan kenyataan yang harus ia hadapi di kompleks penipuan tersebut.

Editorial VOICEIndonesia

Tentang VOICEINDONESIA.CO

LOGO-VOICEINDONESIA.CO-Copy

VOICEIndonesia.co Merupakan Rumah untuk berkarya, Menyalurkan Bakat, Ide, Beradu Gagasan menyampaikan suara Rakyat dari pelosok Negeri dan Portal berita pertama di Indonesia yang secara khusus mengulas informasi seputar Ketenagakerjaan, Juga menyajikan berita-berita Nasional,Regional dan Global . VOICEIndonesia.co dedikasikan bukan hanya sekedar portal informasi berita online biasa,Namun lebih dari itu, menjadi media mainstream online pertama di Indonesia,menekankan akurasi berita yang tepat,cepat dan berimbang , cover both side, reading tourism, user friendly, serta riset.

KONTAK

HOTLINE / WHATSAPP :

Follow VOICEINDONESIA.CO