VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Ribuan calon pekerja migran Indonesia yang kesulitan mengakses modal untuk berangkat ke luar negeri kini bergantung pada skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan disalurkan melalui bank swasta. Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani menerima kunjungan direksi Bank Artha Graha Internasional untuk membahas rencana kolaborasi penyaluran KUR, Jumat (21/11/2025).
Bank Artha Graha memiliki pengalaman panjang dalam menyalurkan KUR khusus pekerja migran sebelum program ini terhenti akibat pandemi Covid-19. Bank swasta tersebut juga terbiasa menjangkau calon pekerja migran di daerah kantong pekerja migran dan memiliki rekam jejak penyaluran pembiayaan di negara tujuan seperti Hong Kong dan Taiwan.
Christina membuka peluang kerja sama pembiayaan penempatan pekerja migran ke berbagai negara dengan permintaan besar terhadap tenaga kerja Indonesia, tidak hanya terbatas pada dua negara yang sudah berjalan.
Baca Juga: Cegah Calo dan TPPO, DPR Dorong Layanan Satu Pintu PMI di NTB
“Saya juga menawarkan peluang di negara lain yang juga menjanjikan, seperti Jepang, Korea, Turkiye, dan Singapura,” kata Christina.
Plafon KUR untuk pekerja migran di 2026 mencapai Rp 208 miliar yang akan disalurkan melalui empat bank. Bank Artha Graha mendapat jatah Rp 25 miliar, Bank Sinarmas Rp 25 miliar, Bank Jawa Barat (BJB) Rp 45 miliar dan Bank Jakarta mendapat porsi terbesar Rp 100 miliar.
Baca Juga: Kasus PMI Ilegal di NTB Masih Tinggi, Pengawasan Harus Diperketat
Pertemuan tersebut juga membahas kesiapan teknis dan administrasi sebelum program penyaluran KUR untuk pekerja migran kembali diaktifkan. Proses persiapan tengah berlangsung, khususnya terkait perizinan dan persetujuan anggaran dari instansi terkait yang menjadi syarat pelaksanaan.
Christina menjelaskan pertemuan lebih kepada memastikan kapan program bisa dimulai, dengan target pelaksanaan pada tahun depan. Syaratnya adalah izin kuasa pengguna anggaran di Kementerian P2MI sudah selesai dan proses di Kementerian Keuangan sudah tuntas.
“Paling lambat Maret 2026,” tegas Christina.
Dengan jaringan kantor cabang yang tersebar di berbagai provinsi, Christina menilai Bank Artha Graha siap mendukung upaya Kementerian P2MI memperluas akses pembiayaan bagi calon pekerja migran. Kehadiran kantor cabang di daerah kantong pekerja migran diklaim akan memudahkan akses pembiayaan.
Christina menyebut dukungan pembiayaan ini menjadi salah satu faktor penting untuk memastikan pekerja migran dapat berangkat secara aman dan melalui jalur resmi. Skema pembiayaan dijanjikan lebih mudah, terjangkau, dan inklusif bagi pekerja migran Indonesia di berbagai negara tujuan, meski masih mengandalkan pinjaman bank swasta.
