VOICEINDONESIA.CO, Bandung – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengungkapkan fakta kesenjangan pelayanan administrasi kependudukan yang selama ini kerap membedakan warga berdasarkan status ekonomi. Pernyataan blak-blakan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Data Kependudukan dan Disdukcapil Awards Tahun 2025 pada Senin (24/11/2025).
Muhammad Farhan mengakui kepemilikan dokumen negara masih menjadi masalah bagi kelompok masyarakat tertentu. Ia menyoroti praktik yang kerap membedakan kualitas layanan berdasarkan strata ekonomi seseorang, padahal seharusnya tidak ada perbedaan dalam dokumen kewarganegaraan.
“Mau anda berpendapatan Rp1 miliar sebulan atau anda seorang buruh harian yang cuma berpendapatan Rp50.000 per hari, KTP-nya sama,” tegas wali kota mengungkap realitas kesenjangan layanan.
Baca Juga: KPK : Gugatan Praperadilan Paulus Tannos Tidak Jelas
Pernyataan ini menyiratkan masih adanya perbedaan perlakuan dalam pelayanan publik di lapangan.
Kelompok rentan seperti penyandang disabilitas mental terlantar menjadi contoh nyata warga yang selama ini terabaikan sistem birokrasi. Baru-baru ini 40 orang dari kelompok tersebut berhasil didatakan dan resmi tercatat dalam database kependudukan setelah sekian lama tidak memiliki identitas.
Baca Juga: Wamen Komdigi: Digitalisasi Permudah Layanan Masyarakat
Kepemilikan Nomor Induk Kependudukan menjadi syarat mutlak untuk mengakses berbagai program bantuan pemerintah. Tanpa dokumen identitas, kelompok marginal ini tidak bisa menerima jaring pengaman sosial yang seharusnya menjadi hak mereka.
“Dengan punya KTP, maka dia berhak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah,” imbuh Muhammad Farhan.
Fakta ini menunjukkan masih banyak warga yang belum terjangkau layanan administrasi kependudukan dan kehilangan akses terhadap hak-hak dasar mereka.
Rapat koordinasi tersebut mengungkap berbagai persoalan dalam pelayanan administrasi kependudukan yang perlu diperbaiki. Kesenjangan akses dan kualitas layanan antara warga mampu dan tidak mampu menjadi sorotan utama yang harus segera ditangani.
