VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Jaringan narkoba internasional yang dikendalikan Dewi Astutik alias Paryatin terbukti mengedarkan narkoba ke enam negara sejak 2024. Gembong narkoba yang baru ditangkap di Kamboja ini menjadi aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Suyudi mengungkapkan narkoba yang diedarkan jaringan Dewi Astutik mencakup negara-negara Indonesia, Laos, Hong Kong, Korea Selatan, Brasil, dan Ethiopia. Operasi peredaran narkoba ini sudah berlangsung sejak awal 2024.
“Berdasar hasil pendalaman dan analisa, narkoba yang diedarkan jaringan Paryatin alias Dewi Astutik di negara-negara antara lain: Indonesia, Laos, Hong Kong, Korea, Brasil, Ethiopia sejak 2024,” ungkap Suyudi dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: Gembong Narkoba Jadikan WNI Pengangguran di Kamboja Sebagai Kurir
Suyudi menjelaskan, Dewi Astutik memiliki jejaring operasi lintas benua dengan pola jaringan Kamboja–Nigeria–Brasil. Perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur ini diduga menyelundupkan 2 ton sabu senilai Rp5 triliun ke Indonesia dan terkait dengan jaringan Golden Triangle yang meliputi Thailand, Laos, dan Myanmar, serta Golden Crescent yang mencakup Afghanistan, Iran, dan Pakistan.
Dalam pengendalian Dewi, jaringan ini beraktivitas sebagai pengambil dan distribusi narkoba berbagai jenis. BNN mencatat jenis narkoba yang diperdagangkan meliputi kokain, sabu, dan ketamin dengan tujuan negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
Baca Juga: Modus Baru TPPO Mulai Incar Korban Berpendidikan Tinggi
BNN juga mendapatkan informasi bahwa Dewi Astutik merupakan buronan aparat penegak hukum Korea Selatan. Perempuan yang merekrut jaringan perdagangan narkoba di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Afrika ini masuk daftar pencarian orang (DPO) negara tersebut.
“Didapatkan infom benar Paryatin alias Dewi Astutik, merupakan DPO negara Korea Selatan,” kata Suyudi.
Penangkapan Dewi Astutik di Sihanoukville, Kamboja, mengungkap fakta baru tentang modus operandi jaringan narkoba internasional. Saat ditangkap pada Senin (01/12/2025), perempuan berusia 40-an tahun ini sedang bersama seorang pria berkewarganegaraan Pakistan yang diduga sebagai pacarnya.
“Nama dan identitas lelaki tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh Pol Kamboja, sementara info didapatkan, lelaki diakui sebagai WN Pakistan. Dengan panggilan Abdul Halim,” ungkap Suyudi.
Suyudi menjelaskan, pria yang diduga sebagai pacar Dewi Astutik itu kemungkinan memiliki peran dalam jaringan narkoba internasional yang dikendalikan perempuan tersebut. BNN sedang berkoordinasi dengan pihak Kamboja untuk mengungkap keterlibatan pria bernama Abdul Halim ini.
“Diduga sebagai pacar Paryatin alias Dewi Astutik,” tegas Suyudi.
Penangkapan Dewi berlangsung sangat cepat dan tanpa perlawanan di lobi hotel kawasan Sihanoukville. Setelah ditangkap, Dewi langsung dipindahkan ke Phnom Penh untuk proses interogasi sebagai verifikasi identitas guna dilakukan pemulangan ke Indonesia.
Suyudi mengungkapkan, namun BNN belum bisa mengkonfirmasi apakah jaringan ini juga terkait dengan jaringan narkoba gembong Freddy Pratama.
“Paryatin sementara merupakan jaringan Kamboja–Nigeria–Brasil, jadi belum terkonfirmasi sebagai rekan Fredy Pratama,” kata Suyudi.
Beberapa kasus besar penyelundupan narkoba tahun 2024 terkait jaringan Golden Crescent terdapat peran Dewi Astutik. Perempuan ini diketahui sebagai aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025.
Suyudi menegaskan, Dewi Astutik akan menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, dan pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan internasional. BNN terus mendalami jaringan narkoba ini untuk membongkar seluruh aktor yang terlibat dalam sindikat perdagangan narkoba lintas negara.

