VOICEINDONESIA.CO, Lamongan – Kementerian Sosial menegaskan bahwa Program Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan secara terpadu.
Adapun Seklah Rakyat menyasar keluarga pra-sejahtera melalui integrasi pendidikan, bantuan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan jaminan kesehatan.
“Sekolah Rakyat adalah bentuk keadilan sosial bagi mereka yang belum tersentuh pembangunan. Ini bagian dari strategi besar Presiden Prabowo untuk menekan angka kemiskinan di bawah lima persen,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat kunjungan kerja ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25 Lamongan, Jawa Timur, Selasa (6/8/2025).
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Dua ASN Diduga Terlibat Terorisme
Program ini tak hanya memberikan akses pendidikan gratis dan makanan bergizi kepada siswa, tetapi juga menjamin keluarganya terdaftar sebagai penerima manfaat bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sembako, dan jaminan kesehatan melalui PBI-JK.
Mereka juga dilibatkan dalam koperasi desa Merah Putih dan program pemberdayaan sosial ekonomi serta menjadi target pembangunan rumah layak huni.
Di SRMA 25 Lamongan, terdapat 75 siswa dari keluarga miskin di 25 kecamatan. Para siswa didampingi oleh 18 guru, lima wali asuh, dan satu wali asrama.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Kelas Khusus Migran di Tingkat SMA
Program ini disambut positif oleh orang tua siswa, salah satunya Pipit, ibu dari Syafa Gading Wiguna, yang menyebut program ini telah membangkitkan kembali harapan pendidikan bagi keluarganya.
“Dulu sekolah itu mewah, hanya untuk yang berdompet tebal. Tapi sekarang, anak kami berani bermimpi,” ujar Pipit.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pun mengapresiasi kehadiran Sekolah Rakyat yang dinilai bukan sekadar program pendidikan, melainkan sarana membangkitkan martabat dan daya juang masyarakat.
Data Kementerian Sosial menunjukkan bahwa mulai Agustus 2025, sebanyak 2.007 siswa Sekolah Rakyat akan menjadi penerima baru program jaminan kesehatan PBI-JK. Angka itu merupakan bagian dari total 9.705 siswa dari 100 titik Sekolah Rakyat tahap pertama di Indonesia. Dengan demikian, total penerima PBI-JK dari program ini mencapai 8.067 orang.
