VOICEINDONESIA.CO, Labuan Bajo – Iklan lowongan kerja di luar negeri yang bertebaran di Facebook dan WhatsApp Group ternyata menjadi jebakan maut bagi warga yang tergiur gaji tinggi. Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo membongkar modus perdagangan organ tubuh setelah menolak 26 permohonan paspor sepanjang 2025.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus, mengungkap temuan mengkhawatirkan dari hasil wawancara mendalam terhadap para pemohon paspor. Ciri khas tawaran kerja yang mencurigakan adalah tidak mensyaratkan pengalaman dan pendidikan, hanya tubuh sehat.
“Tidak perlu pengalaman, tidak perlu pendidikan, hanya syaratnya berbadan sehat, ini indikasinya yang ditemukan rata-rata itu untuk perdagangan organ tubuh,” ungkapnya, Rabu (26/11/2025).
Baca Juga: Pecah Rekor, 4.950 WNI Dideportasi dari Sarawak
Charles menjelaskan petugas melakukan pengecekan ketat melalui sistem imigrasi yang terkoneksi langsung dengan BP2MI. Pemohon yang tidak terdaftar akan terdeteksi kosong dalam layar sistem integrasi.
Selain modus tawaran kerja medsos, ditemukan juga pemohon yang secara jujur mengaku ingin bekerja di Malaysia tanpa prosedur resmi. Ada pula yang tergiur modus pacar online dari luar negeri yang menjanjikan kemudahan.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Berikan Status Ribuan Warga Tanpa Kelengkapan Dokumen di Luar Negeri
“Biasanya mereka itu ada yang jujur-jujur saja jawabnya mau kerja di Malaysia,” jelasnya.
Negara tujuan seperti Kamboja dan Myanmar menjadi penanda kuat dugaan TPPO dan TPPM. Charles gencar melakukan sosialisasi kepada pelajar agar mewaspadai penipuan yang marak beredar di platform digital.
Sepanjang 2025, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo telah menerbitkan 596 paspor biasa dan 802 paspor elektronik.
