VOICEINDONESIA.CO, Tuban – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tuban terus meningkat. Sejak Januari hingga April 2025, tercatat sebanyak 254 anak terjangkit, dengan tiga di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P2KB) Tuban, Esti Surahmi, menjelaskan bahwa wabah DBD kali ini banyak menyerang anak-anak, mulai dari balita hingga remaja.
“Faktor individu yang paling dominan dalam penularan DBD adalah umur. Meskipun penularan pada usia dewasa mulai meningkat, angka kematian tertinggi tetap terjadi pada kelompok umur 5–14 tahun. Pada periode Januari hingga April, sudah tiga anak meninggal akibat DBD,” ujar Esti.
Baca juga: Gubernur DKI Ungkap Belasan Ribu Ijazah Masih Tertahan di Sekolah
Untuk menekan penyebaran, Dinas Kesehatan Tuban gencar melakukan fogging di wilayah dengan kasus tinggi. Salah satunya di Desa Jetak, Kecamatan Montong, di mana rumah-rumah warga dan sumur yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti diasapi.
Saat ini, Kecamatan Merakurak mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 37 kasus, diikuti Kecamatan Semanding dengan 28 kasus, dan Kecamatan Tuban dengan 27 kasus.
Tiga anak yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Merakurak, Palang, dan Tuban.
Esti memperkirakan peningkatan kasus bisa kembali terjadi pada triwulan akhir tahun ini, yakni Oktober hingga Desember, seiring datangnya musim hujan.
Saat ini, 15 pasien DBD masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Koesma Tuban. Selain fogging, Dinkes Tuban juga mengintensifkan sosialisasi pola hidup bersih kepada masyarakat.
“Upaya ini harus dibarengi dengan kesadaran warga menjaga lingkungan. Lakukan tiga M, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air, untuk menekan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” pungkas Esti.(joe)
