VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Dalam upaya memperkuat koordinasi dan memperluas kesempatan kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), BP3MI DKI Jakarta menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pelaksanaan Layanan Penempatan Program Government to Government (G to G) pada 3–4 Oktober 2025 di Hotel Ibis Style, Jakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lembaga pendidikan, lembaga pelatihan, asosiasi, serta pegawai BP3MI DKI Jakarta.
Plt. Kepala BP3MI DKI Jakarta, Fadzar Allimin, mengatakan Rakornis menjadi langkah strategis dalam mendukung pencapaian target 92.000 penempatan PMI tahun 2025.
Baca Juga: Ekosistem Halal Perlu Dukungan Sistem Keuangan
“Melalui Rakornis ini, kami ingin memastikan seluruh pemangku kepentingan memiliki visi yang sama dalam memperluas peluang kerja luar negeri dan meningkatkan kualitas calon Pekerja Migran Indonesia, khususnya melalui program penempatan G to G,” ujar Fadzar.
Ia menambahkan, program G to G diharapkan menjadi pionir dalam mendorong penempatan tenaga kerja formal Indonesia yang profesional dan berdaya saing tinggi di pasar global.
Baca Juga: Pemerintah Janji Turun Tangan Atasi Penumpukan Jadwal Penempatan PMI di Korsel
Sementara itu, Direktur Penempatan Pemerintah KemenP2MI, Dyah Rejekiningrum, menjelaskan bahwa skema penempatan pemerintah meliputi G to G dan G to P dengan negara tujuan Korea Selatan, Jepang, dan Jerman, serta akan diperluas ke Amerika Serikat dan Kanada.
Dalam sesi diskusi, para narasumber menyoroti pentingnya penguatan sinergi antarinstansi, peningkatan kapasitas PMI melalui pelatihan bahasa dan sertifikasi kompetensi, serta peran pemerintah daerah dan lembaga pendidikan dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing di luar negeri.
Rakornis menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan bahasa, memperluas akses pembiayaan, serta mengoptimalkan pusat pelatihan dan layanan karir bagi calon PMI.
“Kunci keberhasilan penempatan Pekerja Migran Indonesia bukan hanya pada jumlah, tetapi juga pada kualitas dan kesiapan mereka untuk bekerja di luar negeri secara aman dan berhasil,” tutup Fadzar.
BP3MI DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan penempatan PMI yang berdaya saing, profesional, dan terlindungi di pasar kerja global.