VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Christina Aryani mengajak Kedutaan Besar RI (KBRI) Colombo di Sri Lanka terlibat dalam pilot project penempatan pekerja migran sektor wellness therapist.
Program ini digagas KP2MI bersama Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Dalam diskusi daring dengan Dubes RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, Christina juga membahas peluang kerja di Maladewa (Maldives), salah satu wilayah kerja KBRI Colombo.
Baca Juga: Kroasia Buka Peluang Besar Bagi PMI, Gaji Hingga 1.400 Euro
Tingginya kebutuhan tenaga kerja asing di negara tersebut dinilai membuka kesempatan bagi pekerja migran Indonesia.
Menurut data KBRI Colombo, Maladewa yang berpenduduk 500 ribu jiwa menerima 2 juta wisatawan asing per tahun.
Kondisi ini menciptakan kebutuhan tenaga kerja asing hingga 200 ribu orang, mayoritas berasal dari Bangladesh dan India.
Dari jumlah itu, sekitar 3 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) bekerja di Maladewa, ditambah 150 spa terapis di Colombo.
Baca Juga: Yassierli Sebut Komunikasi Publik Jadi Kunci Jaga Marwah Kemnaker
“Pasar Maldives ini menjanjikan. Persyaratannya tidak terlalu sulit dan fasilitasnya cukup baik. Mulai dari akomodasi hingga allowance makan ditanggung pemberi kerja,” ujar Christina, Jumat (12/9/2025).
Ia meminta Dubes RI menyusun brafaks berisi pemetaan sektor potensial.
Termasuk konstruksi, yang nantinya akan dijadikan dasar mengundang perusahaan penempatan pekerja migran (P3MI) serta asosiasi terkait di Maldives dalam forum business matching.
“Business matching bisa dilakukan secara daring atau tatap muka di Indonesia. Target kami sebelum November sudah ada tindak lanjut konkret,” tegasnya.
Selain itu, Christina memastikan pembahasan pilot project wellness therapist akan dilanjutkan melalui tim kecil lintas kementerian bersama Kemenpar, Kemenaker, dan KBRI Colombo.