VOICEINDONESIA.CO, Wonosobo – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang terdampak konflik antara Israel, Amerika Serikat, dan Iran.
Menurutnya, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) terus memantau sekitar 2.000 PMI yang berada di Qatar. Mereka juga telah mengeluarkan imbauan dan informasi kepada para pekerja migran untuk menghindari dampak konflik usai serangan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar.
“Sedang kita mitigasi dengan melakukan pendataan terus. Yang kedua, memberikan informasi hal-hal yang bisa dilakukan kalau ada apa-apa,” kata Menteri Karding saat meluncurkan Desa Migran Emas di Gedung Serba Guna Desa Jlamprang, Wonosobo, Rabu (25/6/2025).
Selain itu, Menteri Karding menyebut, pihaknya telah meminta agar para pekerja migran Indonesia di Qatar menjauhi daerah berpotensi konflik ke lokasi yang lebih aman demi menjaga keselamatan.
“Kita coba mendorong mereka untuk berpindah ke tempat yang aman. Saya sudah minta Dirjen Pelindungan (KP2MI) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri atau Keduaan Besar RI yang ada di Qatar dan tadi pagi mereka sudah melaporkan langkah-langkah mitigasi yang disiapkan,” ujarnya.
Menteri Karding memastikan bahwa KP2MI akan selalu hadir memberikan pelindungan terhadap seluruh pekerja migran Indonesia yang berada di daerah konflik.
“Kami akan memastikan bahwa seluruh pekerja migran Indonesia yang ada di daerah-daerah impact conflict seperti Qatar, itu akan kita lindungi, akan kita jaga dan kita hadir sebagai negara untuk melindungi mereka,” tegasnya.
Serangan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pangkalan Udara AlUdeid, Qatar, terjadi pada Senin malam (23/6/2025). Beberapa jam setelah serangan tersebut, dua pihak utama yang berkonflik Iran dan Israel mengumumkan sepakat melakukan gencatan senjata setelah perang selama 12 hari di Timur Tengah.