VOICEIndonesia.co, Ishikawa, Jepang – Kedutaan Besar Republik Indonesia siap membantu warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak bencana seperti Gempa di wilayah Ishikawa dan Noto Peninsula dan sekitarnya.
Hal tersebut ditegaskan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi dalam pembukaan kegiatan kekonsuleran dan layanan lainnya untuk WNI di KBRI Tokyo di Kota Kanazawa, Prefektur Ishikawa, Minggu (24/03/2024).
Pelayanan tersebut termasuk untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Sebanyak 186 WNI yang mayoritas bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) mendapatkan pelayanan paspor, buku pelaut serta konsultasi kekonsuleran da kepabean.
“Khusus kepada teman-teman ABK saya berpesan agar pahami hak dan kewajiban yang berlaku, pelajari kontrak dengan baik. Taati aturan hukum yang berlaku di Jepang. Kerja keras, tekun, dan belajar beradaptasi dengan baik serta jangan lupa lapor diri,” pesan Dubes Heri yang dalam kunjungan di Ishikawa.
Dalam pertemuan dengan ABK Indonesia di Ishikawa Prefectural of Fisheries Co-operative Association pada Sabtu (23/3) yang dihadiri 30 orang ABK Indonesia, Dubes Heri juga berkesempatan meninjau asrama ABK Indonesia.
Selain dialog interaktif, KBRI juga melaksanakan sosialisasi lapor diri dan aturan-aturan terkini terkait kepabeanan.
Baca Juga: Ketua MPR Minta Komitmen Pemerintah Serius Berantas TPPO
Dalam rangkaian IJFD, KBRI Tokyo juga menyelenggarakan dialog, sosialisasi lapor diri serta sosialiasi aturan-aturan perpajakan/kepabeanan.
Sebelumnya pada kesempatan terpisah (Jumat, 22/02) sebanyak 21 pelajar Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) juga mendapatkan pelayanan dan konsultasi pendidikan.
Pada kesempatan tersebut Dubes Heri Akhmadi juga melakukan pertemuan dengan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Kanazawa, Profesor Wada Takashi dan Profesor Shimura Megumi untuk membahas peluang kerja sama.
Termasuk pengiriman mahasiswa S-1 Indonesia dengan skema IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards), serta peluang peningkatan kerja sama dengan universitas di Indonesia di bidang kedokteran.*
