VOICEINDONESIA.CO, Bandung – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengajak mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berani mengambil peluang bekerja di luar negeri.
Ajakan itu ia sampaikan dalam kuliah umum Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum UPI di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (28/8/2025).
Karding menegaskan, pekerja migran Indonesia (PMI) tidak terbatas pada sektor pekerjaan berupah rendah.
“Jadi yang disebut pekerja migran adalah semua orang yang bekerja di luar wilayah Indonesia dan mendapatkan upah. Jangan dipikir pekerja migran itu hanya asisten rumah tangga atau pekerja rendahan, bukan!” kata Karding.
Baca Juga: Gunakan Izin Tinggal Investor Fiktif, Imigrasi Bekasi Ringkus Tujuh WNA
Ia mencontohkan sejumlah figur publik yang berkarier di luar negeri juga tergolong pekerja migran Indonesia.
“Megawati yang atlet voli di Korea lalu di Turki itu pekerja migran. Pak Erick Thohir saat menjadi CEO dan punya saham di Inter Milan itu pekerja migran. Sri Mulyani pernah bekerja di IMF, Arhan yang sekarang bermain di Thailand itu pekerja migran, bahkan almarhum Pak Habibie pun dulu adalah pekerja migran,” ujarnya.
Untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi agar mampu bersaing di pasar kerja global, Kementerian P2MI menyiapkan dua kebijakan utama, yakni Migrant Center dan Kelas Migran.
“Kita membuat dua kebijakan agar anak-anak punya keterampilan bahasa dan mental yang kuat. Pertama, Migrant Center sebagai pusat pelatihan terintegrasi. Di situ ada pelatihan bahasa, skill, penggodokan mental, soft skill, informasi dunia kerja, sampai pemetaan jabatan kerja,” jelas Karding.
Baca Juga: Jumlah WNI Terjerat Pidana di Taiwan Meningkat, Termasuk Kasus Penipuan
Ia menyebut UPI menjadi salah satu kampus pertama yang berani menerima program ini.
“Pak Rektor UPI punya visi internasional. Begitu saya sampaikan ide ini, beliau langsung merespons dan bilang, ‘Yuk, langsung saja kita buka di UPI.’ Harapannya, anak-anak UPI nanti tidak hanya bekerja di dalam negeri, tapi juga bisa terserap di luar negeri dengan kualitas tinggi,” kata Karding.
Menurutnya, UPI sudah memiliki modal besar untuk mendukung program ini berkat reputasinya sebagai pusat pembelajaran bahasa asing.
“UPI adalah salah satu tempat pelatihan bahasa terbaik di Indonesia, terutama bahasa Korea. Perusahaan-perusahaan Korea maupun Indonesia sering mengirim karyawan ke sini untuk belajar bahasa. Jadi, UPI sudah punya pondasi yang kuat,” ujar Karding yang disambut tepuk tangan mahasiswa dan civitas akademika.
Dengan hadirnya Migrant Center dan Kelas Migran di UPI, ia berharap stigma terhadap pekerja migran berubah sekaligus membuka jalan bagi lulusan perguruan tinggi Indonesia mengisi jabatan strategis di dunia internasional.