VOICEINDONESIA.CO, Keelung – Enam Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang menjadi korban kecelakaan kerja akibat kapal terbakar di perairan Keelung dipastikan dalam kondisi sehat dan telah mendapatkan penanganan dari otoritas setempat.
Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, bersama Analis Bidang Tenaga Kerja Kadir dan Mira Caliandra, meninjau langsung kondisi para ABK di Masjid Al Hidayah Keelung, Minggu (6/10/2025).
Kunjungan tersebut turut dihadiri perwakilan Dinas Tenaga Kerja Keelung, pihak kepolisian, serta agensi yang menangani para ABK.
Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan koordinasi lintas lembaga dalam memastikan penanganan dan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia yang terdampak insiden kerja di laut.
Baca Juga: Bonus Demografi Jadi Peluang Anak Muda Indonesia Masuki Pasar Kerja Global
Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, keenam ABK dalam kondisi baik. Meskipun satu di antaranya sempat dirawat di klinik setempat akibat sakit ringan.
“Kami bersyukur para ABK dalam kondisi sehat dan sudah mendapat tempat yang aman. Ke depan, penting bagi semua pihak untuk mengantisipasi masa peralihan musim agar tidak ada lagi PMI yang terlantar,” ujar Arif Sulistiyo.
Sebagai bentuk kepedulian, KDEI Taipei menyerahkan santunan kepada para ABK sebagai dukungan moral dan kemanusiaan.
Selain itu, KDEI juga menawarkan penampungan sementara di shelter milik KDEI Taipei apabila penempatan di shelter Dinas Tenaga Kerja Keelung belum memungkinkan.
Saat ini, empat ABK telah ditampung di Shelter KDEI Taipei, sementara dua lainnya masih menunggu penempatan majikan baru melalui koordinasi antara agensi dan Dinas Tenaga Kerja Keelung.
KDEI memastikan seluruh hak-hak ketenagakerjaan mereka akan dipenuhi.
Baca Juga: KP2MI Perkuat Diplomasi dan Regulasi, Tekan Kasus Penempatan Ilegal PMI
Dalam pertemuan dengan agensi, Kepala KDEI Taipei menekankan agar proses pencarian majikan baru dan pengurusan dokumen penting yang hilang akibat kebakaran segera diselesaikan.
Ia juga mengingatkan pentingnya antisipasi terhadap berakhirnya musim cumi dan kepiting, agar kejadian serupa tidak menimbulkan dampak sosial bagi para pekerja.
KDEI Taipei berkomitmen terus memantau kondisi para ABK dan memperkuat kerja sama dengan otoritas Taiwan untuk menjamin pelindungan dan kesejahteraan seluruh lebih dari 3.500 Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayah Keelung, termasuk mereka yang bekerja di sektor perikanan.