VOICEINDONESIA.CO, Taipei – Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, menegaskan larangan bagi organisasi atau komunitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk menggelar konser maupun dangdutan di Taiwan.
Keputusan ini diambil menyusul keributan dalam acara hiburan yang digagas komunitas PMI Wiralodra di Chiayi pada 17 Agustus 2025.
“Acara semacam ini seharusnya menjadi sarana kebersamaan, bukan malah menimbulkan keributan. Kami berharap organisasi PMI dapat lebih bijak dalam mengelola kegiatan agar tidak mencoreng nama baik Indonesia di Taiwan,” ujar Arif dalam pertemuan pembinaan dengan panitia acara di Chiayi, Minggu (24/8/2025) sore.
Baca Juga: Indonesia Usul SSW Driver Digelar di Dalam Negeri
Menurutnya, langkah pelarangan diputuskan demi menjaga keamanan dan ketertiban umum, sekaligus menghindari terulangnya insiden yang dinilai berulang kali mencoreng nama baik Indonesia.
Arif juga mengingatkan bahwa bagi terduga pelaku yang diproses hukum, KDEI tidak dapat menjamin bebas dari pemulangan.
Ia mencontohkan kasus di Taichung, di mana perkelahian antarsesama PMI berujung proses deportasi.
Baca Juga: KDEI Taipei Hadirkan Pelayanan Publik Bernuansa Kemerdekaan
Sementara itu, komunitas Wiralodra menyampaikan permohonan maaf.
Mereka menjelaskan bahwa acara sejatinya merupakan kegiatan amal, namun ricuh akibat ulah sebagian peserta yang berada di bawah pengaruh alkohol.
Panitia menyebut kericuhan cepat terkendali, telah dilakukan mediasi, dan tidak ada tuntutan dari korban maupun masyarakat.
Meski begitu, pemberitaan di media sosial sudah terlanjur meluas dan menimbulkan citra negatif terhadap PMI di Taiwan.
KDEI Taipei menegaskan akan terus melakukan pembinaan berkelanjutan.
Arif mendorong organisasi PMI agar proaktif berkoordinasi dengan KDEI terkait permasalahan ketenagakerjaan maupun hukum.
Wakil Kepala KDEI Taipei, Johanes Andi Susanto, juga menekankan pentingnya organisasi memperkuat sosialisasi internal dan menyebarkan informasi positif terkait program KDEI, sehingga PMI tetap dihargai masyarakat Taiwan.
Acara pembinaan ditutup dengan salaman dan sesi foto bersama sebagai komitmen menjaga kebersamaan sekaligus mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.