VOICEINDONESIA.CO, Bogor – Kementerian Pertanian (Kementan) perkuat kolaborasi strategis dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional. Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri dinilai menjadi kunci utama menjawab tantangan pembangunan pertanian Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti menyampaikan hal tersebut dalam Diskusi Akademik Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian (HAF) IPB University di IPB International Convention Center, Bogor, Senin (9/6/2025).
Idha menyatakan bahwa sinergi dengan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB sebagai langkah krusial mewujudkan cita-cita swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Kolaborasi ini mencakup pengembangan pertanian modern berbasis teknologi dan reformasi kelembagaan petani.
Baca Juga: Wamenaker Ungkap Strategi RI Atasi Pekerja Sektor Informal di ILC ke-113
“Arahan Presiden sangat jelas, Indonesia harus berswasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia. Untuk mewujudkannya, kita perlu mendorong pertanian modern berbasis teknologi dan melakukan reformasi kelembagaan petani,” ujarnya.
Idha menyebutkan bahwa Fateta IPB telah menjadi mitra strategis Kementan dalam menghasilkan berbagai inovasi dan teknologi. Fakultas ini berperan besar dalam pengembangan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang telah banyak digunakan di lapangan oleh petani Indonesia.
Baca Juga: Sebanyak 127 Perusahaan K3 se-Jabodetabek Tandatangani Pakta Anti-Korupsi
“Fateta telah banyak membantu kami, baik melalui inovasi teknologi maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian. Banyak staf kami yang dikirim belajar ke Fateta, dan hasilnya sangat dirasakan di tingkat petani,” katanya.
Idha mengatakan, Fateta juga berkontribusi dalam mendampingi Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI), lembaga pendidikan tinggi vokasi yang dibentuk Kementan. Kerjasama ini melibatkan sejumlah dosen Fateta yang turut mengajar di PEPI, sementara mahasiswa PEPI banyak yang melanjutkan studi magister dan doktoral di IPB University.
Kementan memposisikan Fateta sebagai kiblat teknologi pertanian dan mekanisasi pertanian di Indonesia. Sinergi kedua institusi diharapkan dapat terus ditingkatkan untuk mendukung transformasi sektor pertanian nasional menuju era digital dan berkelanjutan.
“Fateta kini menjadi kiblat teknologi pertanian dan mekanisasi pertanian di Indonesia. Kami berharap sinergi ini dapat terus ditingkatkan,” imbuh Idha.