VOICEINDONESIA.CO, Surabaya: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti proses rekrutmen Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kerap melibatkan jaringan informal di tingkat desa. Menurutnya, rekrutmen kerap terjadi di antara orang-orang dekat.
“Sudah lama kami mengkoordinasikan hal ini dengan Kapolda, Bupati, dan Wali Kota. Rekrutmen ini berbasis desa, antar tetangga, antar kenalan, antar anggota keluarga,” ujarnya, Kamis (15/5/2025).
Khofifah mengungkapkan, sebelumnya sudah ada kasus PMI yang dipulangkan ke daerah asal dan ada juga yang tertangkap oleh aparat. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan karena sebagian PMI justru dieksploitasi secara tidak manusiawi.
“Ada yang awalnya dijanjikan pekerjaan administratif, tapi malah dipaksa mengoperasikan judi online. Bahkan ada yang organnya diperjualbelikan oleh pihak lain. Ini lebih berat lagi, lebih parah lagi,” tegasnya.
Baca juga: Wali kota Yogyakarta Jamin Pendidikan Gratis Bagi Warga Difabel
Berdasarkan data, Kabupaten Ponorogo sebagai daerah penyumbang PMI terbesar di Jawa Timur. Namun Khofifah menekankan, pengiriman PMI tidak menjadi masalah selama dilakukan secara produktif dan legal.