VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Sejumlah diplomasi strategis Presiden Prabowo Subianto selama melakukan kunjungan kenegaraan membuahkan pencapaian yang bersejarah. Mulai dari diterimanya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS, hingga menjadi negara Asia pertama yang memimpin parade militer di Prancis. Rangkaian kunjungan ke Brasil, Belgia, Prancis, dan Belarus ini pun menandai era baru diplomasi Indonesia di kancah global.
Dalam perjalanan ke Brasil untuk menghadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro, di mana Indonesia resmi diterima sebagai anggota. Kunjungan ini dilanjutkan dengan lawatan kenegaraan ke Brasilia dan pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.
“Kemudian BRICS tentunya kita juga diterima sebagai anggota. Sesudah itu saya kunjungan resmi ke Republik Federasi Brasil, diterima Presiden Lula dengan baik,” ucap Presiden, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga: Ini ‘Oleh-oleh’ Prabowo usai Kunjungan Kenegaraan di Arab Saudi
Presiden menekankan potensi besar kerja sama Indonesia-Brasil yang belum tergarap optimal. Kedua negara memiliki kesamaan sebagai pemilik hutan tropis terbesar yang menjadi paru-paru dunia, namun hubungan dagang masih relatif kecil.
“Brasil dan Indonesia sama-sama negara sangat besar, memiliki hutan tropis yang sangat besar, bisa dikatakan paru-paru dunia. Kita juga memiliki sumber-sumber alam yang sangat besar. Aneh kita berbicara, Presiden Lula dan saya mengatakan aneh hubungan dagang kita masih relatif kecil. Jadi ini kita ingin tingkatkan,” ungkap Kepala Negara.
Baca Juga: Prabowo Jajaki Kerja Sama Perdagangan Komoditas dengan Belarus
Terobosan besar dicapai saat kunjungan ke Brussel, Belgia, untuk menghadiri pertemuan dengan Uni Eropa dan bertemu Raja Belgia Philippe. Setelah lebih dari satu dekade perundingan, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement).
“Setelah 10 tahun perundingan alot akhirnya kita mencapai kesepakatan Indonesia dan Uni Eropa akan masuk ke dalam apa yang disebut CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang itu sama dengan Free Trade Agreement. Jadi barang-barang kita bisa masuk Uni Eropa 0 persen tarif, mereka juga. Jadi kita sangat ini lah, ada hubungan simbiosis. Mereka punya teknologi yang bagus, punya sains, punya dana keuangan. Kita punya mineral, kita punya komoditas, kita punya pasar. Jadi ini simbiosis,” ungkap Presiden.
Momen bersejarah terjadi saat Presiden menghadiri peringatan Hari Nasional Prancis Bastille Day sebagai tamu kehormatan. Kontingen Satgas Patriot II Indonesia menjadi pembuka parade militer di Champs Élysées, menandai pertama kalinya negara Asia memimpin parade tersebut.
“Habis itu saya ke Prancis, kita diberi kehormatan bisa memimpin defile Hari Nasional Prancis. Ini sesuatu yang baru pertama kali dalam sejarah suatu negara dari Asia mimpin defile di Prancis, kehormatan besar. Saya lakukan juga pembicaraan lama dengan Presiden Macron membahas banyak masalah juga cukup sangat produktif,” jelas Kepala Negara.
Presiden mengakhiri lawatan luar negeri dengan kunjungan singkat ke Minsk, Belarus, untuk bertemu Presiden Aleksandr Lukashenko dalam rangka menjajaki kerja sama bilateral kedua negara.
“Dan habis itu saya mampir di Belarus, di Minsk,” tutup Kepala Negara.
