JAKARTA,AKUUPDATE.ID – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri masih melakukan proses identifikasi terkait bagian tubuh korban Sriwijaya Air SJ-182. Tim DVI akan berkoordinasi dengan banyak pihak bila korban ada yang tidak dapat teridentifikasi.
“Apabila nanti ditemukan tidak teridentifikasi, kami akan melakukan rapat koordinasi, terutama dengan maskapai, dirjen perhubungan darat, dan dari Basarnas. Kami akan merapatkan sebelum membuat keputusan, kami akan menyampaikan fakta yang kami terima, kami dapatkan dari pemeriksaan di DVI tim,” ujar Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko, di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim), Selasa (19/01).
Baca Juga :Tim DVI Sudah Terima 438 Sampel DNA Korban SJI82
Hery menjelaskan tim DVI melakukan identifikasi berdasarkan jumlah kantong jenazah dan body parts yang diterima. Artinya, bila tidak dapat teridentifikasi, maka ada bagian tubuh korban yang sulit untuk diidentifikasi/teridentifikasi sehingga tidak dapat dikenali sosok tersebut.
“Jadi begini, ini pertanyaan ini sudah kali berapa kali ditanyakan keluarga kepada kami. Jadi ada beberapa kriteria. Jadi tidak teridentifikasi itu, (body part) ditemukan tidak teridentifikasi, itu namanya ada tapi tidak bisa teridentifikasi,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan, meski tim DVI telah menerima banyak kantong jenazah itu tidak menjamin bisa teridentifikasi semuanya.
“Atau tidak ditemukan karena kami menerima sekian ratus kantong jenazah itu atau body part itu, tidak mencerminkan jumlah passenger yang on board. Jadi kalau tadi saya katakan pada pagi ini kita menyampaikan sekian ratus kantong, itu tidak mencerminkan jumlah on board passenger” tambahnya.
Baca Juga :KNKT dan Sriwijaya Air Temui Keluarga Korban dan Awak SJ-182
Hery menerangkan tim DVI akan bekerja secara maksimal agar semakin banyak korban yang bisa teridentifikasi meski ada sedikit kendala. Ia berharap akan banyak ditemukan kantong jenazah agar proses identifikasi lebih mudah.
“Kemudian setelah nanti dihentikan Basarnas, kami shut down, artinya kami akan memfokuskan pada pemeriksaan di postmortem dan pemeriksaan di laboratorium DNA forensik. Dari situ akan bisa diketahui berapa yang cocok, berapa yang tidak ada. Kendala yang apabila semakin lama operasi di laut, itu adalah terjadinya campur sampel. Artinya begini, dari laut itu ada orang yang meninggal di sana, namanya campur, tercampur. Ini pernah terjadi pada kasus-kasus yang lain. Dari situ kami akan analisa,” tandas dia.
Sampai saat ini tim DVI Polri masih terus berusaha mengidentifikasi setiap body parts yang diterima.(*/red)