Jakarta – Reformasi telah berusia 25 tahun, banyak perubahan dan kemajuan yang dicapai hingga saat ini tapi tidak sedikit yang jauh dari harapan atau mengalami kemunduran.
Mei bisa dibilang bulan ‘kramat’ bagi para aktivis. Reformasi 1998 menjadi titik balik Indonesia yang berhasil menggulingkan rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun.
Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah yang juga aktivis 98 menyebut reformasi 1998 berangkat dari penolakan mahasiswa terhadap budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) oleh rezim Soeharto beserta kroninya. Penolakan juga terjadi pada sistem politik yang tersentralisasi oleh Golkar dan ABRI, hingga kebebasan berekspresi dan berpendapat dibungkam
“Saat di zaman Orde Baru itu kita semua merasakan kekejaman Rezim Diktator yang mengeruk kekayaan negara hanya untuk kepentingan dirinya dan keluarga juga para kroninya,sentralisasi kekuasaan yang hanya didominasi oleh militer dengan Dwi Fungsi ABRI nya juga Golkar sebagai partai politik penyokong kekuasaan Soeharto selama puluhan tahun, di tahun 98 itu kita hidup di jalanan untuk memperjuangkan Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden.” Jelas pria yang akrab dipanggil Semar.