VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Indonesia dipandang sebagai salah satu motor penggerak pasar kendaraan listrik (EV) dunia, dan diyakini akan memegang peranan kunci dalam pengembangan ekosistem industri global berkat kepemilikan cadangan nikel terbesar kedua di dunia—komponen vital dalam produksi baterai EV.
Chief Executive Officer Formula E, Jeff Dodds, mengungkapkan bahwa dunia saat ini tengah mengalami perubahan besar dalam adopsi kendaraan listrik. Dalam satu dekade terakhir, angka penjualan EV meningkat drastis, dari sekitar 300.000 unit pada 2014, kini mencapai 15 hingga 20 juta unit per tahun secara global.
Tren serupa terjadi di Indonesia. Penjualan EV meningkat signifikan, dan diikuti dengan berbagai penguatan kebijakan dari pemerintah, pengembangan infrastruktur, serta tumbuhnya kesadaran publik terhadap pentingnya transisi menuju energi bersih.
Menurut Dodds, dengan cadangan dan produksi nikel yang sangat besar, Indonesia justru memiliki posisi strategis. Tidak hanya sebagai pasar yang potensial, tetapi Indonesia akan menjadi pemain utama dalam rantai pasok industri kendaraan listrik global.
“Indonesia menempati posisi yang sangat penting dalam peta global EV. Bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai katalis bagi rantai pasok industri kendaraan listrik,” kata Dodds dalam konferensi Racing Towards Energy Security and Climate Action in a Changing World Order di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Adapun, merujuk data The USGS (United States Geological Survey) dan Badan Geologi Kementerian ESDM, nikel Indonesia tercatat sebagai terbesar kedua di dunia, dengan total sumber daya bijih sebesar 18,55 miliar ton dan cadangan mencapai 5,33 miliar ton.
Sebagai bentuk penguatan peran strategis ini, pemerintah Indonesia pun telah menerapkan kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah nikel dan menjalankan program hilirisasi.
Langkah ini akhirnya mendorong penciptaan nilai manfaat yang signifikan dari ore nikel menjadi produk bahan baku minerla yakni feronikel dan Nickel Pig Iron (NPI), yang menjadi fondasi penting dalam produksi baterai EV. Sejumlah perusahaan tambang nasional seperti PT Aneka Tambang Tbk dan PT Vale Indonesia Tbk—anggota Grup MIND ID—berperan aktif dalam agenda hilirisasi tersebut.
Sebagai Holding Industri Pertambangan nasional, MIND ID memiliki peran sentral dalam mendukung hilirisasi industri mineral mulai dari baukit, tembaga, nikel, emas, timah hingga batu bara guna memperkuat industri strategis ekosistem baterai EV di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan hulu hingga hilir, seluruh Anggota Grup termasuk Aneka Tambang dan Vale Indonesia, didorong untuk terus memperkuat kapasitas dan diversifikasi produk hilir untuk mendukung pembentukan industri baterai EV di Indonesia.
Lebih lanjut, Dodds menyoroti tingginya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terhadap pentingnya penggunaan kendaraan listrik.
Dirinya optimistis tren ini akan terus menguat, dan sejalan dengan ambisi pemerintah Indonesia yang menargetkan pengurangan emisi nasional sebesar 30% pada tahun 2030.