VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia resmi menyetujui kelanjutan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik senilai USD 9,8 miliar, yang kini dialihkan dari konsorsium LG ke perusahaan Tiongkok, Huayou.
Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/5).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya percepatan hilirisasi industri strategis.
Baca Juga: Kroasia Jadi Mitra Dagang ASEAN Teratas, Indonesia Siap Genjot Ekspor
Ia menepis isu keluarnya LG sebagai kegagalan investasi, menegaskan bahwa keputusan pergantian investor diambil karena LG dinilai lamban dalam realisasi proyek.
“Yang benar adalah saya sebagai Ketua Satgas waktu itu memutuskan membatalkan (dengan LG) karena terlalu lama. Kemudian bersama Pak Rosan dan Pak Erick, kita cari penggantinya dan kita pilih Huayou. Dan proyek ini sekarang siap groundbreaking,” ujar Bahlil.
Bahlil menekankan bahwa dalam struktur proyek baru bersama Huayou, BUMN Indonesia tetap menjadi pemegang saham mayoritas di sektor hulu. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo untuk memastikan kontrol nasional atas sumber daya strategis.
Selain konsorsium Huayou, rapat juga membahas perkembangan proyek dengan CATL, raksasa baterai asal Tiongkok lainnya.
Baca Juga: Polri Tegaskan Ijazah Sarjana Jokowi Asli
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) sekaligus Menteri Investasi, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa Danantara—lembaga investasi negara—akan memainkan peran krusial dalam memastikan kelancaran pendanaan dan kendali dalam proyek tersebut.
“Dengan Danantara, pendanaan yang sebelumnya menjadi kendala kini bisa ditangani. Proyek ini bagus dari sisi return, penciptaan lapangan kerja, dan dampak ekonomi,” ujar Rosan.
Keterlibatan Huayou dan CATL diharapkan dapat mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, mulai dari penambangan nikel hingga produksi baterai dalam negeri.
“Ini akan membentuk green package yang komprehensif, di mana semua proses dilakukan di Indonesia,” kata Rosan menutup.
Rapat tersebut turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, dan COO Danantara Dony Oskaria.