VoiceIndonesia.co – Dalam rangka mendukung teknologi dalam bidang pertanian, dosen Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Wahono membuat tiga drone.
“Drone yang pertama adalah Motodoro MX berjenis Flying Wing dengan kamampuan yang lebih efisien karena sekali terbang bisa memetakan sekitar 700 hektare,” kata Wahono, Malang, Senin, 25 September 2023.
Pesawat kedua adalah Farm Mapper yang memiliki kemampuan terbang serta landing vertikal dengan daya jangkau 400-500 hektare.
Sedangkan drone ketiga adalah Spraying Robot Indonesia (SRI) yang berfungsi untuk aplikasi pupuk dan pestisida.
Menurut Wahono, aplikasi pupuk dan pestisida oleh SRI ini cerdas, karena ia hanya menyemprot pada tempat yang membutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan dengan kapasitas 23 liter.
Luas lahan yang bisa dijangkau sekitar 10 hektare dalam 1 jam.
Sedangkan data tanaman yang membutuhkan pupuk serta pestisida itu, lanjut Wahono, didapatkan dari Farm Mapper maupun Matodoro MX.
Selain itu, SRI juga memiliki sistem kerja yang mewakili mata dan berfungsi melakukan pemilihan atas tanaman yang sehat dan yang berpenyakit.
Karena SRI memiliki sensor yang lebih presisi, lebih akurat secara kuantitif.
Baca Juga: Kemendag Larang Social Commerce Fasilitasi Transaksi Perdagangan
Dilansir dari ANTARA, Senin, 25 September 2023, Wahono mengatakan dari sensor itu bisa menganalisis tingkat kesehatan tanaman, sehingga lebih objektif tanpa perlu turun ke lapangan.
Dengan adanya tiga jenis drone ini, Wahono berharap dapat mampu menyelesaikan pertanian di Indonesia.
“Lewat model pertanian ini kita bisa meningkatkan produktivitas tanaman serta mengefesiensi biaya,” ucapnya.
Tiga drone untuk bidang pertanian ciptaan Wahono tersebut diapresiasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendi.
“Saya sangat senang dengan penemuan ini, dan saya rasa ini tinggal mendisimanasi. Jadi tinggal digunakan secara betul agar bisa diadopsi oleh para petani, karena kecepatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan dengan tenaga manual,” kata Muadjir.
Muhadjir menyebut drone-dorne tersebut sudah layak untuk didiseminasikan ke masyarakat dan harus segera dipatenkan.
Sementara itu, rektor UMM Dr Fauzan mengemukakan sejak awal 2017, Farm Mapper maupun Motodoro MX telah diproduksi massal dengan kapasitas produksi sebanyak 40 buah tiap tahunnya.
Harga dimulai dari Rp62 juta hingga Rp250 juta rupiah.
Sementara drone SRI juga akan diproduksi masal setelah selesai tahap pengembangan.
“Dengan adanya temuan seperti ini, tentu akan sangat penting bagi pertanian kita kedepan,” kata Fauzan.