VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Peserta aksi Ishaq menceritakan pengalaman saat baru tiba di Stasiun Palmerah ketika polisi menembakkan gas air mata. Ia menyebut masyarakat yang baru keluar dari stasiun ikut terdampak.
“Jika kemarin pas aksi tuh jadi baru sampai di stasiun, baru keluar dari Stasiun Palmerah tuh ternyata masyarakat nggak bisa keluar dari stasiun karena di bawah tuh polisi tembak gas air mata,” ujar Ishaq kepada VOICEINDONESIA.CO pada Selasa (26/8/2025).
Ia mengatakan jalur keluar ke arah kiri stasiun yang biasa digunakan tidak bisa dilewati akibat kepulan gas.
Baca Juga: LBH Sarbumusi Tegaskan Komitmen Dampingi Demonstran Hingga Bebas
“Jadi kalau jalan seharusnya kan turun stasiun belok kiri, tapi di situ dari tembak gas air mata sama polisi,” kata Ishaq.
Ishaq menuturkan situasi itu membuat beberapa warga, terutama perempuan, merasa kesulitan bernapas.
“Sehingga ada ibu-ibu juga yang nyusah, ada sekitar tiga atau empat ibu-ibu gitu nyusah di stasiun karena gas air mata, jadi semuanya nggak bisa lewat kiri,” jelasnya.
Baca Juga: Desakan Massa: Usut Tuntas Korupsi dan Reformasi Hukum di DPR
Ia menambahkan banyak aparat berpakaian sipil berada di lokasi. Hal itu membuat masyarakat hanya bisa mencari jalan keluar lain.
“Terus banyak intel juga di situ sehingga nggak bisa lewat kiri, mau nggak mau semua harus turun lewat kanan,” pungkas Ishaq.