VOICEINDONESIA.CO,Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, mengadakan audiensi strategis dengan pimpinan Universitas Nasional Pasim (Unas Pasim) Bandung, Jawa Barat, di Kantor KemenP2MI pada Senin, 27 Oktober 2025.
Pertemuan ini bertujuan mempertegas kolaborasi antara kementerian dan perguruan tinggi dalam mengoptimalkan pendidikan vokasi untuk perlindungan serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) calon tenaga kerja migran Indonesia.
Menteri Mukhtarudin menekankan bahwa Kementeriannya kini menjalankan dua fungsi utama sekaligus, yaitu sebagai regulator dan operator.
“Kami tidak bekerja sendiri. Kolaborasi dengan kementerian terkait dan lembaga pendidikan seperti Unas Pasim menjadi kunci,” ujar Menteri Mukhtarudin.
Mukhtarudin menyoroti kelemahan utama tenaga kerja Indonesia di pasar global, salah satunya adalah penguatan bahasa asing.
“Artinya, kita harus tekankan pendidikan vokasi. Tidak mungkin mengirim pekerja kita yang tidak memahami bahasa negara tujuan,” beber Mukhtarudin.
Ia menambahkan, data Kemnaker mencatat 1,5 juta lulusan SMK belum terserap di pasar kerja domestik. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah meluncurkan Program Quick Win dengan memanfaatkan lembaga vokasi yang sudah ada, termasuk Unas Pasim, guna meningkatkan kemampuan kompetitif SDM.
“Kita ingin penempatan yang berkualitas. Bisa kirim tenaga kerja profesional, bukan sekadar buruh kasar,” kata Mukhtarudin.
Rektor Unas Pasim, Prof. Dr. H. Armai Arief, menyambut baik tawaran kolaborasi ini. Unas Pasim saat ini memiliki dua kampus di Bandung (fokus perguruan tinggi dan diklat) dan Sukabumi (pendidikan dari SD hingga SMK dengan bahasa Jepang wajib).
Direktur Program PASIM Go International, Ir. Sjamsuridjal, M.M, menjelaskan bahwa Unas Pasim telah memiliki pengalaman dengan mengirim 250 lulusan ke Jepang melalui program Specified Skilled Worker (SSW) setelah menjalani pelatihan intensif 4 bulan, termasuk bahasa dan kompetensi teknis.
“Kami sudah berkonsultasi dengan pihak Jepang. Rencananya, kami akan resmikan Pasim Center SMK Go Global, sebagai pusat pelatihan migran berstandar internasional,” ungkap Sjamsuridjal.
Kolaborasi ini direncanakan akan diwujudkan melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang mencakup integrasi sistem tata kelola penempatan tenaga kerja, standarisasi sertifikasi kompetensi, peningkatan daya saing melalui kompetisi vokasi, dan program jangka panjang berupa edukasi migran pra-penempatan, termasuk bahasa Inggris wajib.
“Kampus kami siap menyiapkan SDM untuk ke luar negeri. Bahasa Inggris menjadi syarat mutlak,” tambah Prof. Armai.
Pertemuan ini menjadi langkah awal menuju penempatan Pekerja Migran Indonesia yang berkualitas, terlindungi, dan berdaya saing global.
