JAKARTA, AKUUPDATE.ID – Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Faik Fahmi mengatakan bahwa proyeksi industri penerbangan pada 2021 terlihat tidak terlalu bagus.
“Situasi yang kita proyeksikan memang tidak sebagus yang dibayangkan. Apa lagi berita terakhir ada virus baru yang bikin pemerintah tutup total warga negara asing (WNA) ke Indonesia 2021,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut dia tuturkan dalam konferensi pers virtual “Update Angkutan Nataru 2020-2021”, Rabu (30/12/2020).
Adapun, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan bahwa WNA dari seluruh negara dilarang memasuki Nusantara pada 1-14 Januari 2021. Langkah tersebut dilakukan lantaran varian mutasi baru virus corona SARS-CoV-2 telah diidentifikasikan di Inggris dan diberi nama VUI-202012/01.
Baca juga : Menagih Janji Maskapai Lion Air, Untuk Para Korban Dan Keluarga Korban JT610
Menurut Faik, hal tersebut akan memberi dampak yang sangat signifikan pada industri penerbangan termasuk lalu lintas udara. Kendati demikian, saat ini pihak AP I tidak terlalu terpuruk dan cukup optimis lantaran lalu lintas udara kerap meningkat secara bertahap meski peningkatan cukup lambat.
“Posisi sekarang sudah hampir 50 persen dari normal. Hitungan per hari traffic AP I di 15 bandara 230.000 kalau normal. Saat ini di level sekitar 97.000 rata-rata per hari,” ujar Faik.
“Saya berhitung, kita bisa capai big event minimum 130.000-135.000 per hari penumpangnya. Sekarang posisinya sudah di 97.000 rata-rata, kalau kondisinya terus baik itu jadi peluang,” ungkapnya.
Baca Juga : Perjalanan Pertama Boeing 737 MAX Usai 20 Bulan Dilarang Mengudara
Saat ini, Indonesia lebih memanfaatkan penerbangan domestik yang mulai bergerak lantaran mobilitas wisatawan nusantara (wisnus) tidak merosot seperti pada periode Maret-Mei 2020.
Alhasil, seluruh bandara AP I pada 18-29 Desember menangkut 1.230.448 penumpang dengan rata-rata penumpang yang diangkut per hari adalah 102.541 di 15 bandara.
Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada 1-15 Desember, jumlah penumpang harian mengalami peningkatan sekitar lima persen dari 97.526 penumpang.
Bahkan Faik mengatakan, bahwa Indonesia sangat diuntungkan oleh penerbangan domestik.
“Pengalaman di China, kondisi dataran China penerbangan domestik sangat kuat walau internasional terganggu. Sehingga penerbangan di sana hampir mendekati kondisi normal,” ungkapnya.
Bahkan, Faik menyebutkan bahwa Indonesia mirip dengan China melihat kondisi pasar domestik pada industri penerbangaan saat ini.
“Sementara lupakan dulu internasional. Faktor domestik faktor yang menguntungkan yang diharap jadi tumpuan ke depan. Kuncinya pastikan protokol kesehatan di bandara dilaksanakan secara baik sehingga menimbulkan rasa aman bagi penumpang,” kata Faik. (ODP)