VOICEIndonesia.co, Gianyar – Pengusaha yang juga eksportir kerajinan kayu dari Desa Mas, Kabupaten Gianyar, Bali, menghadapi tantangan keterbatasan jumlah perajin atau sumber daya manusia, di tengah permintaan ekspor yang tetap bergeliat.
“Tantangan kami saat ini kesulitan mendapatkan perajin karena ada yang sudah telanjur bekerja menjadi tukang bangunan. Generasi muda juga mulai tidak suka bekerja menjadi pemahat dan beralih ke profesi lain,” kata eksportir yang juga pemilik CV Ari Bali Ni Made Rai Sukmawati di Gianyar, Senin (15/04/2024).
Menurut Rai yang didampingi suaminya Wayan Gede Arsania, banyaknya perajin yang beralih ke profesi lain, mulai terjadi saat pandemi COVID-19 karena turunnya permintaan ekspor. Padahal setelah pandemi COVID-19, permintaan sudah kembali tinggi.
Rai yang sudah memulai usaha sejak 1988 tersebut menyampaikan, perajin yang digandeng untuk memproduksi dibagi dalam kelompok-kelompok dan mereka memproduksi di tempatnya masing-masing.
“Sebelumnya untuk kelompok yang membuat kerajinan berbentuk binatang jumlahnya ratusan tetapi sekarang jumlahnya sudah jauh berkurang. Ada juga yang satu rumah sebelumnya 20 orang tenaga kerja, sedangkan sekarang paling sisa 5-6 orang,” ucapnya saat menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika itu.