VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam transformasi pelatihan vokasi nasional di era digital. Menurutnya, tiga tantangan tersebut meliputi, efektivitas, skala jangkauan, dan Kontribusi pelatihan terhadap penurunan angka pengangguran.
Ia mengungkapkan, tantangan pertama berkaitan dengan efektivitas kurikulum dan program pelatihan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri. Kemnaker sendiri berupaya memastikan materi pelatihan tidak hanya teoritis namun dapat langsung diaplikasikan di dunia kerja.
“Kita semua harus berkembang. Tidak boleh ada instruktur yang ilmunya sama seperti 10 tahun lalu. Instruktur harus adaptif dan terus mengembangkan diri agar mampu memberikan pelatihan yang relevan,” kata Yassierli dalam rangkaian kegiatan Training of Trainers (TOT) Smart System berbasis digital yang digelar secara daring pada Senin (16/6/2025).
Baca Juga: Menaker Ingatkan Instruktur Vokasi Harus Selalu Adaptif
Pada tantangan kedua, lanjutnya, berkaitan dengan skala jangkauan pelatihan untuk menjangkau peserta secara luas, mengingat jumlah pengangguran yang masih tinggi di Indonesia. Kemnaker memanfaatkan sistem digital untuk memperluas akses pelatihan ke seluruh wilayah nusantara.