VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia bersama otoritas Kerajaan Arab Saudi masih melakukan pencarian terhadap tiga jamaah haji Indonesia yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
“Insya Allah mudah-mudahan bisa ditemukan, apakah dalam keadaan masih hidup maupun dalam keadaan lain,” kata Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/7/2025).
Menurut Nasaruddin, ketiga jamaah tersebut diduga mengalami gangguan demensia yang tidak terdeteksi saat pemeriksaan awal kesehatan di Indonesia.
Kondisi mereka diduga memburuk akibat suhu ekstrem di Makkah yang mencapai 50 derajat Celcius, sehingga membuat mereka kehilangan orientasi.
“Kemungkinan besar saat tes kesehatan di Tanah Air, mereka terlihat sehat. Tapi begitu sampai di Arab Saudi dan menghadapi suhu ekstrem, penyakitnya kambuh,” jelas Menag.
Baca Juga: Siap-siap! Pedagang Marketplace Segera Dipungut Pajak
Menag menjelaskan bahwa pemerintah telah membekali jamaah dengan gelang identitas, kalung pengenal, dan dokumen resmi seperti paspor. Namun, dalam beberapa kasus, jamaah justru melepas seluruh identitas tersebut.
“Ada yang sama sekali tidak membawa identitas. Gelang dilepas, paspor dan kalung pengenal ditinggal di kamar hotel. Ini menyulitkan petugas dalam proses pencarian,” ujar Nasaruddin.
Salah satu jamaah yang sempat hilang berhasil ditemukan setelah dikenali oleh pasukan biru (petugas haji) karena berbicara dalam bahasa Indonesia, meskipun tidak membawa tanda pengenal apa pun.
Baca Juga: Polri Harus Bergerak Cepat Bongkar Sindikat Beras Oplosan
Direktur Urusan Haji Dalam Negeri Kemenag, M. Zain, menambahkan bahwa Pemerintah Arab Saudi berencana mencocokkan DNA keluarga jamaah yang hilang dengan data manifest jamaah wafat tanpa identitas.
“Mudah-mudahan ditemukan dalam keadaan selamat. Kantor Nusuk Arab Saudi menyebut ketiganya belum keluar dari wilayah Saudi,” ujar Zain.
Pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan otoritas Saudi guna mempercepat proses pencarian serta mendorong prosedur identifikasi dengan pendekatan medis dan teknologi.