VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan bahwa dinamika ketenagakerjaan di Indonesia tidak lagi hanya bergantung pada jumlah lapangan kerja yang tersedia, melainkan juga pada transformasi struktural dalam dunia kerja. Sektor-sektor baru yang berkembang pesat kini menjadi pendorong utama pertumbuhan angkatan kerja nasional.
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menjelaskan bahwa meskipun beberapa sektor mengalami penyusutan, namun sektor-sektor lain justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
“Penting untuk dipahami bahwa dinamika ketenagakerjaan saat ini tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah lapangan kerja,” kata Sunardi dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Minggu (1/6/2025).
Baca Juga: Menaker: Jangan Hanya Fokus pada PHK, Serapan Tenaga Kerja Juga Meningkat
Sunardi mengatakan sektor-sektor seperti teknologi digital, ekonomi kreatif, logistik, dan layanan kesehatan terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Menurutnya, transformasi ini terlihat jelas dari munculnya sektor-sektor baru yang memiliki potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja.
“Seperti sektor teknologi digital, ekonomi kreatif, logistik, dan layanan kesehatan. Bahkan, sektor-sektor baru seperti green jobs dan gig economy mulai menunjukkan potensi dalam menyerap tenaga kerja, khususnya generasi muda,” ujar dia.
Baca Juga: Anggota DPRD Desak Pemprov Evaluasi Job Fair Jakarta
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angkatan kerja Indonesia mengalami peningkatan yang konsisten setiap tahunnya. Pada Februari 2025, jumlah angkatan kerja tercatat mencapai lebih dari 149 juta orang, mengalami kenaikan sekitar 2 juta orang dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Sunardi mengidentifikasi bahwa pertumbuhan angkatan kerja ini, terutama berasal dari lulusan baru yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan. Hal ini menjadi indikator bahwa dunia kerja harus siap menyerap angkatan kerja baru dengan keterampilan yang relevan.
“Pertumbuhan ini utamanya disumbang oleh lulusan baru dari tingkat SMA/SMK hingga perguruan tinggi,” kata Sunardi.
Fenomena tingginya minat masyarakat terhadap bursa kerja (job fair) juga menjadi indikator penting dalam dinamika ketenagakerjaan saat ini. Kemnaker mencatat bahwa antusiasme ini terutama datang dari kalangan angkatan kerja baru seperti lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi, serta masyarakat yang sedang mencari pekerjaan kembali setelah mengundurkan diri atau mengalami pemutusan hubungan kerja.
Menghadapi tingginya animo masyarakat terhadap job fair, Kemnaker menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam penyelenggaraan acara tersebut. Berbagai aspek teknis perlu mendapat perhatian khusus untuk memastikan kelancaran dan ketertiban acara.
Sunardi menegaskan bahwa job fair merupakan bentuk fasilitasi pemerintah yang strategis dalam mempertemukan pencari kerja dengan penyedia lapangan kerja.
“Job fair merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah dalam mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lapangan kerja di satu tempat. Oleh karena itu, tentu penyelenggaraannya harus dirancang secara baik dan tertib,” ujar Sunardi.
Sunardi menyatakan bahwa fenomena meningkatnya minat terhadap bursa kerja (job fair) juga mencerminkan dinamika pasar tenaga kerja. Kemnaker mencatat, job fair diminati oleh pencari kerja dari berbagai kalangan, mulai dari lulusan baru hingga mereka yang ingin kembali bekerja setelah sempat mengundurkan diri atau mengalami PHK.
Menghadapi tingginya animo masyarakat terhadap job fair tersebut, Kemnaker menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam penyelenggaraan acara tersebut. Berbagai aspek teknis perlu mendapat perhatian khusus untuk memastikan kelancaran dan ketertiban acara.
Sunardi juga menegaskan bahwa job fair merupakan bentuk fasilitasi strategis dari pemerintah dalam mempertemukan pencari kerja dan perusahaan penyedia lapangan kerja.
“Job fair merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah dalam mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lapangan kerja di satu tempat. Oleh karena itu, tentu penyelenggaraannya harus dirancang secara baik dan tertib,” tutupnya.