VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan menawarkan pola kerja sama yang sudah teruji dengan dua prefektur di Jepang untuk diterapkan di Kumamoto. Sekretaris Jenderal Kemnaker Cris Kuntadi menyebut pengalaman dengan Prefektur Miyagi dan Mie dapat menjadi referensi bagi Kumamoto.
Cris menyampaikan hal ini saat menerima delegasi Pemerintah Prefektur Kumamoto yang berkunjung ke Kantor Kemnaker, Jakarta, Rabu (9/7/2025). Pertemuan ini membahas kemungkinan kerja sama strategis dalam pengembangan sumber daya manusia dan penempatan pekerja migran Indonesia.
Cris juga menegaskan Indonesia siap memperluas kolaborasi melalui berbagai program konkret. Kemnaker akan menyusun kurikulum pelatihan berbasis kebutuhan industri Kumamoto, meningkatkan kemampuan bahasa Jepang, serta menyelenggarakan job fair dan business matching.
Baca Juga: WNI Jadi Komunitas Asing Terbesar Ketiga di Kumamoto Jepang
“Indonesia memiliki tenaga kerja potensial yang siap dilatih sesuai dengan standar Jepang. Kami juga membuka peluang penyusunan Letter of Intent (LoI) atau Memorandum of Understanding (MoU) sebagai dasar penguatan kerja sama,” jelasnya.
Cris juga menyampaikan bahwa saat ini Kemnaker telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Prefektur Miyagi dan Mie, yang dapat dijadikan referensi oleh Pemerintah Prefektur Kumamoto. Pengalaman ini membuktikan komitmen Indonesia dalam menjalin hubungan bilateral yang saling menguntungkan.
Baca Juga: Menaker Ancam Sanksi Tegas Bagi Pelanggar Komitmen K3
Kerja sama dengan Kumamoto akan mendukung skema Technical Intern Training Program (TITP) dan jalur Specified Skilled Worker (SSW) sesuai kebijakan Pemerintah Jepang. Program ini menjamin penempatan pekerja Indonesia secara legal dan terproteksi.
“Kami percaya kerja sama antara Prefektur Kumamoto dan Indonesia akan semakin kokoh dan membawa manfaat nyata bagi kedua negara,” pungkasnya.