VOICEINDONESIA.CO, Jakarta — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencanangkan lima program prioritas sebagai upaya mentransformasi dunia kerja Indonesia yang tengah menghadapi berbagai tantangan struktural.
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga menjelaskan kondisi ketenagakerjaan Indonesia masih didominasi oleh sektor informal. Ia mengungkapkan, dari 153 juta angkatan kerja, lebih dari separuhnya bekerja di sektor informal dengan tingkat pendidikan maksimal SMA.
“Dari total 153 juta angkatan kerja Indonesia, lebih dari separuhnya berada di sektor informal. Selain itu, mayoritas masih berpendidikan maksimal SMA dan belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” kata Sunardi dalam forum Diskusi Rutin Double Check di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Baca Juga: Dua Menteri Jalin Kerja Sama Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata
Program pemagangan nasional menjadi andalan utama Kemnaker dalam mengatasi gap keterampilan. Program ini menerapkan pelatihan berbasis proyek secara masif dan hybrid yang mengintegrasikan keterampilan teknis, soft skills, bahasa asing, dan kewirausahaan.
“Program ini diselenggarakan oleh 303 Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah dan lebih dari 2.400 Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga: Tingkatkan Layanan Digital Hukum, Kemnaker Studi Banding ke JDIH BPK
Selain pelatihan, Kemnaker juga memperkuat platform SIAPkerja untuk menyediakan informasi pasar kerja secara real-time. Platform ini mengintegrasikan data lowongan kerja, pelatihan, sertifikasi profesi, dan profil pencari kerja.
Gerakan produktivitas nasional juga digenjot melalui sertifikasi produktivitas, pengembangan pusat produktivitas, edukasi budaya kerja, dan intervensi langsung ke ribuan perusahaan. Koordinasi lintas kementerian diperkuat dengan membangun dashboard strategis bersama Kemenkeu, BKPM, BPS, Bank Indonesia, dan BPJS Ketenagakerjaan.
“Transformasi ketenagakerjaan hanya akan berhasil jika dilakukan secara kolaboratif. Kemnaker berkomitmen menjadi penggerak utama, namun keberhasilan hanya dapat diraih dengan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Sunardi.