VOICEINDONESIA.CO, Batam – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memaparkan upaya pihaknya dalam penanganan narkoba di wilayah Kepulauan Riau (Kepri).
“Tadi kami bahas juga bagaimana kami membuat kampung madani bebas dari narkoba, bagaimana Polri bekerja sama mulai dari yang paling bawah, kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan melibatkan stakeholder terkait lainnya untuk betul-betul bisa melakukan pencegahan,” kata Kapolri dalam kunjungan kerjanya di Kepri, Kota Batam, Senin (15/4/2025).
Upaya pencegahan menjadi yang pertama dilakukan. Selain membangun kampung madani bersih narkoba, kata dia lagi, Polri juga berupaya melakukan pencegahan dengan mempersiapkan tempat-tempat rehabilitasi.
Kapolri berharap tempat rehabilitasi tersebut tidak hanya ada di tingkat kabupaten, tetapi bisa di tingkat kecamatan dengan asistensi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Dinas Kesehatan.
Baca Juga: Mensos Tinjau Kesiapan Rusunawa Jadi Sekolah Rakyat di Probolinggo
“Sehingga bagi pengguna yang kami dapati dan secara sadar melapor kepada polisi direhab, maka pada saat keluar betul-betul sudah sembuh,” ujarnya.
Termasuk dari sisi penegakan hukum, kata dia pula, petugas harus betul-betul selektif mendeteksi pelaku tersebut benar-benar masuk kategori yang bisa direhabilitasi dengan asistensi yang kuat dari aparat kepolisian dan BNN.
“Dengan asistensi yang kuat dari kepolisian, BNN kemudian diberikan rekomendasi dirawat, direhab bisa betul-betul sembuh,” katanya lagi.
Sedangkan dari sisi penegakan hukum, ujar dia pula, upaya yang dilakukan dengan mempersiapkan personel-personel kepolisian di tempat yang menjadi jalur keluar masuk orang dan barang di pulau-pulau yang ada di wilayah Kepri.
Mengingat Kepri merupakan 96 persen lautan, hanya empat persen daratan, sehingga menjadi jalur keluar masuk transportasi laut baik nasional maupun internasional.
Baca Juga: KKP Perkuat Pengawasan Kapal Ilegal di Perairan Barat Sumatera
“Kami minta Polair untuk bekerja sama dengan KKP, TNI AL untuk bisa mengawasi jalur-jalur tersebut, sehingga bisa melakukan penegakan hukum,” ujar mantan Kabareskrim Polri itu lagi.
Selain itu, kata dia, Polri juga merekrut masyarakat yang berada di pulau-pulau terluar dan terpencil yang menjadi jalur kegiatan masyarakat, agar tetap ada petugas yang mengawasi.
“Sehingga mau tidak mau kami lakukan rekrutmen, kami tempatkan di wilayah-wilayah tersebut, sehingga wilayah tersebut ada petugas aktif melakukan pencegahan narkoba. Ini yang kami siapkan,” ujarnya pula.
Namun, Kapolri menekankan dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelar narkoba memerlukan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait, mulai dari pusat yang mengawasi jalur-jalur masuk menjadi pintu di Kepri.
“Karena ini (Kepri) memang menjadi jalur masuk, ada jalur-jalur internasional yang kemudian bisa dilewati dan rentan terjadi penyelundupan dengan berbagai macam modus yang bisa diawasi,” kata Listyo Sigit.
Dalam paparannya, peta jaringan narkoba di wilayah Kepri berasal dari Malaysia dibawa ke Provinsi Kepri untuk diedarkan ke wilayah lain, seperti dari Pelabuhan Kukup Malaysia ke Tanjung Balai Karimun, dan Pelabuhan Stulang Laut Johor Bahru ke Batam, Tanjungpinang, Bintan, Lingga, dan Natuna.