VOICEINDONESIA,LOMBOK TIMUR– Teluk Jukung dan Teluk Ekas Kecamatan Jrowaru Kabupaten Lombok Timur (Lotim) NTB menjadi wilayah zona budidaya lobster.
Dengan potensi Sumber Daya Alam (SDM) yang dimiliki, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun anggaran 2020 telah memberikan 73 kelompok pembudidaya di Lotim bantuan Keramba Jaring Apung (KJA). Lombok Timur menjadi kabupaten yang mendapat bantuan terbanyak se- Indonesian.
Kepala Desa Pare emas Kecamatan Jrowaru mengatakan, Sahman mengatakan ada 29 kelompok budidaya di Desanya yang mendapatkan bantuan KJA dan bibit Lobster dari KKP. Dari 29 kelompok tersebut mendapatkan bantuan bibit sebanyak 4 unit atau 10.346 ekor.
Dijelaskan Sahman, bantuan yang diberikan sudah tepat sasaran. Karena ia memandang dengan adanya bantuan yang diberikan, saat ini mampu menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Meski demikian, Kades Sahman mengaku banyak usulan kelompok masyarakat yang belum turun. Hal itu sangat diharapkannya, mengingat dampaknya dapat menunjang perekonomian masyarakat, terutama masyarakat teluk jukung.
“Budidaya lobster ini sangat-sangat memungkinkan perkembangan ekonomi masyarakat di wilayah teluk jukung ini,” terang Sahman, Rabu, (20/04/2022).
Sahman menuturkan, saat Menteri KKP kunjungan ke teluk jukung Gili Ree Desa Pare Mas, guna meninjau lokasi budidaya Lobster, seketika itu pula Mentri menyatakan akan menjadi kan sebagai Zona budidaya.
Hal itu sambung dia, disampaikan mentri, dihadapan ribuan masyarakat yang hadir saat itu.
“Harapan kami, semoga apa yang pernah disampaikan bapak mentri dihadapan ribuan masyarakat nelayan budidaya pada saat itu, dapat dipenuhi dan terus berjalan. Karena satu-satunya harapan kami masyarakat pinggiran nelayan budidaya di teluk jukung. Sehingga membantu menopang peningkatan ekonomi masyarakat pinggir pantai dan insyallah dapat juga menyumbang kemasukan ke Negara,” harapnya.
Lebih lanjut, Sahman mengatakan, stelah melihat perkembangan dan keberhasilan masyarakat nelayan budidaya lobster, dapat dipastikannya tidak ada KJA yang dijual.
“daripada mereka jual lebih baik dia nambah,” tukasnya sembari menegaskan bahwa “KJA keramba jaring apung bantuan dari KKP RI masih utuh seperti semula,” tegasnya.
Sangat mencengangkan disampaikan Sahman, dengan adanya budidaya Lobster di Gili Rhe hampir 50% masyarakat telah menunaikan ibadah haji dari hasil budidaya.
“Lupa saya sampaikan, hasil budidaya lobster ini, ada salah satu pulau namanya gili rhe, 50% sudah dapat naik haji,” tutupnya. (Zin)