VOICEINDONESIA,LAMPUNG – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menunjukkan sikapnya yang penuh ketawadhuan, rendah hati. Dalam khutbah iftitahnya pada Pembukaan Muktamar Ke-34 NU, Kiai Miftach menyebut dirinya sebagai seorang al-faqir, orang fakir, diikuti dengan namanya.
“Al-Faqir Miftachul Akhyar menerima mandat sebagai PJ Rais Aam pada tanggal 22 September 2018 dan segera berakhir beberapa saat lagi,” katanya di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).
Ia mengakui dalam kepemimpinannya masih banyak kekurangan. Amanah tersebut baginya amat berat. Karenanya, dengan penuh rendah hati Kiai Miftach menyebut dirinya hanyalah seorang rais awam atau rais aam kw 3.
“Banyak kekurangan, ketidakcakapan, dan ketidakmampuan mengemban amanah yang amat-amat berat ini. Sangat layak mendapat gelar rais awam, rais aam kw 3 dan lain sebagainya,” katanya.
Oleh karena itu, Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya, Jawa Timur itu berharap agar para pendiri NU dapat memaafkan segala kekurangannya selama mengemban amanah dalam menjalankan roda organisasi yang didirikan pada 31 Januari 1926 itu.