VoiceIndonesia.co, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kualitas SDM di Indonesia masa depan sangat berpegaruh terlebih saat bonus demografi tahun 2030.
Terlebih sangat penting melihat apakah anak stunting atau tidak untuk menentukan apakah anak tersebut sehat dan pintar atau tidak.
Dilansir dari ANTARA, Menkes Budi Sadikin mengatakan anak yang tidak stunting memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh sehat dan pintar, sehingga dapat berkontribusi lebih untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju pada saat Indonesia Emas tahun 2045.
Menkes menilai stunting harus dicegah sebelum terjadi, karena stunting merupakan gangguan kesehatan akut yang diketahui gejala dan dapat dicegah.
“Bagaimana kalau kita obatin stunting?Itu telat. Sudah seperti stadium lima, kemungkinan sembuhnya kecil. Cegah stunting,” ujar Menkes.
Oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), katta dia memiliki 11 program intervensi stunting yang fokus pada tiga fase yakni saat sebelum ibu hamil, dan saat sesudah kelahiran anak.
Baca Juga : Mantan Panglima TNI Cerita TKI Ilegal yang Tenggelam di Malaysia
Menkes menjelaskan program tersebut juga mencakup upaya penimbangan dan pengukuran bayi.
Jika didapatkan berat badan di bawa standar, maka hal tersebut dapat diintervensi segera dengan melakukan pemberian makanan tambahan berprotein hewani guna mencegah agar anak tidak stunting.
Menurutnya, berbagai upaya tersebut dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia guna memaksimalkan bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang.
Pengentasan stunting, sambungnya, juga dapat mendorong Indonesia menjadi negara maju serta keluar dari jebakan negara berpenghasilan menegah atau middle income trap, yang ditandai dengan pendapatan per kapita yang menyentuh rata-rata Rp15 juta perbulan.
“Tinggal tujuh tahun lagi. Kalau tujuh tahun ke depan gak bisa naik (pedaatannya), kemungkinan anak cucu kita gak akan pernah merasakan hidup sebagai warga negara maju,” tutur Menkes Budi Gunawan.